BISMA (unfinished)

DISCLAIMER
THIS IS AN EXTREMELY LATE POST

Heyhooo… long time no see. Kali ini gue akan me-recount kembali tentang salah satu momen yang paling berharga dalam hidup *acekiwir. Momen tersebut adalah mengikuti Indofood Leadership Camp I-II Batch 7 di Akademi Militer, Magelang. So, here we go.
29 Januari 2015
                Pagi itu gue turun dari Commuter Line di Stasiun UI menggendong carrier pinjeman berkapasitas 60 liter ke Halte Stasiun UI. Rombongan UI sudah menunggu di sana sejak jam 8. Satu bis kuning menunggu dengan setia di depan halte, dan bikun tersebut sering salah dimasuki oleh mahasiswa yang gak tahu kalau bikun itu sudah disewa. Setelah menunggu semuanya naik, bikun pun melaju ke PKM untuk menjemput yang sedang di PKM dan mampir ke depan rumah Gita untuk mengambil makan siang kami. Lalu bikun langsung bergegas menuju Bandara Soekarno Hatta.
                Suasana bikun saat itu masih sepi karena isinya hanya (24-x) anak UI. Kami bebas memilih tempat duduk. Setelah sampai di bandara, bikun langsung melaju ke tempat parkir bus. Kami menunggu kedatangan rombongan Unand dan Unri. Lumayan lama menunggu mereka di parkiran. Beberapa dari kami ada yang ke terminal untuk jajan-jajan. Gue tetap di parkiran. Setelah menunggu sekitar 2,5 jam, bikun kami melaju ke terminal 2B. Sekali ke sana, belum terlihat tanda-tanda rombongan tersebut. Karena gak boleh parkir di depan terminal, bikun kami memutar bandara untuk menuju ke terminal tersebut kembali. Akhirnya terlihat pula batang hidung mereka. Sehabis menaikkan barang bawaan, kami melaju ke Stasiun Pasar Senen.
                Kami sampai di Stasiun Pasar Senen sekitar jam 3 sore. Kami duduk di depan pintu masuk peron. Kami membunuh waktu dengan mengobrol, ada yang tidur juga. Beberapa saat kemudian, rombongan IPB pun datang, disusul dengan rombongan UNJ. Sebelum shalat magrib, seorang officer bernama Alvi datang dan meminta perhatian kami *haih. Intinya, dia memastikan kelengkapan peserta dan perlengkapan. Lalu ia juga mengajarkan salah satu lagu BISMA, Tatap Mata yang Tajam. Setelah itu, break shalat magrib 20 menit dan briefing bersama officer dilanjutkan.
                Beberapa menit sebelum 20.55, waktu keberangkatan, kami berjalan ke peron 1 dan menunggu kereta kami, Fajar Utama Yogyakarta. Saat kereta datang, kami segera naik dan mencari kursi untuk duduk selama 7 jam ke depan. Gue tadinya duduk bersama Gita, Lia, dan satu lagi gue lupa (hampuraa). Namun pada akhirnya gue duduk bersama Lula, Fira, dan satu lagi lupa (hampura deui). Beberapa jam awal kami (bebici) habiskan dengan main kartu dan main biduan-biduanan. Kami menyebarkan virus Jagung Rebus wkwkwk.
                Lelah menyerang, kami pun tidur di bawah naungan AC yang lumayan bikin menggigil. Oh ya sebelumnya udah dibagiin kaos BISMA warna putih dan harus dipake besok pagi. Gue ganti baju itu sebelum tidur, lalu tidur meringkuk melawan dingin.

30 Januari 2015
                Sekitar jam 5 pagi, kami sampai di Stasiun Tugu Yogyakarta. Gue menitipkan carrier dan shalat subuh di sana. Ketika balik, orang-orang udah menghilang, menyisakan carrier gue doang T_T dan di sana ada beberapa tentara serta officer. Setelah berkumpul dengan beberapa peserta yang baru selesai menunaikan shalat subuh juga, kami pun berjalan ke luar stasiun. Gue melihat plang di jalan menunjukkan Jalan Pasar Kembang. Dalam hati gue tersenyum, “Oh ini Sarkem :)))))” tapi hari masih pagi, jadi yaa… sepi sih.
                Di luar stasiun, bus-bus bertuliskan Akademi Militer berjejer. Gue mengintip bus tersebut satu persatu dan banyak yang sudah penuh. Yang masih ada sisa seat kosong adalah bus terakhir. Anak UI yang ada di sana ada Kak Rizal, Ibnu Maulana, dan Mamduch. Sisanya ada satu anak IPB dan sisanya anak UGM.
                Setelah menunggu beberapa saat, bus pun melaju membelah kota Yogyakarta menuju Magelang. Gue dengan noraknya toleh-toleh. Gue pun ngaku ke Ibnu yang duduk di samping gue kalo ini adalah kali pertama gue ke Yogyakarta. Dia kaget. Pingsan. Gak deng.
                Rombongan kami berhenti di sebuah taman untuk makan pagi dan ganti kaos BISMA + almamater untuk yang belum ganti. Setelah sarapan, kami terus berjalan selama kira-kira 45 menit. Rombongan kami kece parah. Bisa nembus lampu merah wkwkwk. I felt so honored, your majesty.
                Akhirnya kami pun sampai di depan kompleks Akademi Militer. Kami turun dari bus, dan merasakan hawa sejuk Magelang. Tanpa sempat bersantai menikmati udara dan langit pagi Magelang yang cerah, kami diminta untuk berbaris. Kami berbaris berjajar per bus sesuai dengan tinggi badan. Kami diajari baris-berbaris singkat oleh beberapa tentara. Kebetulan kelompok bus kami dipegang oleh seorang tentara perempuan cantik bernama Yanti.
                Setelah briefing singkat mengenai baris-berbaris, kami masuk ke dalam kompleks Akademi Militer. Kami disambut hangat oleh warga Akmil, dengan drumband yang memainkan lagu Selamat Datang Pahlawan Muda. Di kanan dan kiri kami berjajar warga Akmil yang bertepuk tangan dan bernyanyi menyambut kami. Terharu. Merasa terhormat. Kami diarak sampai ke lapangan depan Mess Progo. Setelah pembukaan singkat, kami dibagi menjadi dua kompi (kelompok besar), yaitu Kompi A untuk peserta BISMA dan Kompi B untuk peserta XLFL. Kemudian kompi tersebut dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil yang disebut pleton. Satu persatu nama dipanggil, dan yang dipanggil namanya memisahkan diri dari barisan. Gue masuk ke pleton 2A bersama sebagian besar perempuan UI. Sedangkan cowok-cowok UI banyak di pleton 1A.
Sehabis dibagi kelompok, ada penjelasan mengenai fasilitas kamar yang dijelaskan oleh Kapten EP. Jadi kami dapat sebuah ranjang, lemari baju, dan jemuran. Kapten EP dan beberapa rekannya menjelaskan bagaimana cara merapikan ranjang, memasang sprei, merapikan bantal dan selimut, serta tata cara menjemur yang baik dan benar. Setelah penjelasan selesai, kami mendapat suguhan, coffee break! :D isinya enak, ada beberapa snack dan kacang telor yang rasanya tiada dua. Tapi… snack tersebut harus habis dalam waktu 5 MENIT! Banyak yang memasang wajah kaget dan bingung. Tanpa basa-basi, kami berusaha menghabiskannya dalam waktu singkat. Banyak juga yang eneg. Tapi kami bisa menghabiskannya. He he. Welcome to Akmil, anyway ;)
Setelah coffee break (tanpa kopi), kami mengambil perlengkapan kami masing-masing yang masih ada di bus, lalu mencari kamar yang akan kami singgahi selama sepuluh hari ke depan. Mencari roommate pun ada syaratnya, gak boleh ada yang satu PTN dalam satu kamar. Gue berusaha buat cari kamar di lantai 1 biar dekat akses ke mana-mana. Gue menempati kamar di Mess Serayu nomor 7 bersama empat orang lainnya. Ada Dinov dari IPB, Nina dari Unand, Winda dan Ade dari Unmul. Kami merapikan barang bawaan, berkenalan, dan foto-foto karena segala gadget kami akan ‘disita’ sampai akhir pelatihan. Huhuhu.
Setelah rapi-rapi, kami langsung berbaris per pleton dan menuju lapangan indoor dekat Ruang Leo Kailola. Di sana kami latihan untuk upacara pembukaan. Kami, mahasiswa yang udah beberapa tahun gak upacara bendera tiap Senin, harus tahan berdiri selama kurang lebih 45 menit. Kami diajari beberapa sikap, seperti sikap sempurna, hormat, dan istirahat yang benar. Kami juga mempelajari satu sikap baru, yaitu diam “satu ribu… dua ribu… tiga ribu…” yang dilakukan pada saat amanat pembina upacara. Setelah gladi bersih, upacara pembukaan pun dilaksanakan. Pemimpin upacara pembukaan hari itu adalah Gubernur Akmil sendiri, Bapak Sumardi (yang menurut gue dan Lula sedikit mirip Kak Donny wkwk). Setelah pembukaan, kegiatan Indofood Leadership Camp dan XL Future Leader serta Give 2 Asia Leadership Camp pun resmi dibuka. *tumpengan.
Jadi ini intinya,
Tiga hari pertama kami di sana adalah Camp 1 BISMA, jadi kami mendapat materi dari Indofood dan XL. Kegiatan dilakukan di dalam ruangan. Ruangannya adalah Leo Kailola (yang pas awal susah banget nyebut namanya) dan PLDC di Lantai 2 Gedung Progo. Materi yang dibawakan beragam, namun intinya adalah tentang leadership. Pematerinya juga suangar rek, orang-orang yang berperan penting di posisinya masing-masing, seperti Pak Joseph Bataona, Presdir Indofood yang menginspirasi kami dengan ceritanya yang berjuang dari Timur sampai bisa sesukses sekarang. Lalu ada Pak Hasnul Suhaimi, CEO XL Axiata. Ada juga Pak Sumardi, Gubernur Akademi Militer. Selain para pemegang jabatan penting, kami juga mendapat materi dari para motivator handal seperti Pak Cahyana Puthut dari People Develop People dan Rima Olivia, yang cantik dan atraktif banget, dari Ahmada Consultation.
Oh ya, ini kira-kira jadwal kami sehari-hari selama di AKMIL:
04.00                     bangun pagi + pembersihan
04.30                     kumpul di Lapangan Progo untuk senam pagi
05.00                     shalat subuh + pembersihan
06.00                     makan pagi
06.30                     apel pagi
07.00                     materi
11.00                     coffee break
12.30                     shalat zuhur
13.00                     makan siang
13.30                     materi
15.00                     break ashar, lalu lanjut materi
18.00                     makan malam + shalat maghrib
19.00                     materi
22.00                     apel malam
Jadi gue tidur jam 11 malem, bangun jam 4. Buat mandi, kadang ngambi abis apel malam langsung cuss ke kamar mandi. Atau ngambi bangun jam 3.45 buat mandi. Intinya harus ambi buat mandi dengan khidmat ._. lalu karena gak ada HP, gue pun tidur pake jam tangan :”) the most stylish of me sleeping *halah.
Ada beberapa hal menarik mengenai proses pematerian di Akademi Militer. Sebelum ke tempat pematerian, kami harus berbaris per pleton dengan formasi tiga banjar. Lalu kami harus berbaris berdasarkan tinggi. Sebelum berangkat, Danton (Komandan Pleton) harus memastikan bahwa anggota pleton lengkap saat berangkat dan saat pulang. Pada awalnya, Kompi 2A masih baris semaunya aja. Tapi karena akhirnya kami sadar bahwa laporan mengenai jumlah dilakukan setiap waktu, kami pun membuat barisan kami tetap dan menghafal siapa yang ada di sekitar masing-masing individu. Gue ditempatkan di baris keempat paling kanan. Depan gue Taufik, samping kiri Deti, dan belakang gue Dewi. Setelah barisan lengkap, tiap pleton harus berjalan dengan rapi sampai ke ruang pematerian. Langkah kaki pun harus disamakan. Nggak mudah memang menyamakan langkah, namun kami berusaha untuk melakukannya. Kemudian saat berjalan menuju ruang kelas, kami harus bernyanyi lagu-lagu penyemangat, seperti (maaf kalo judulnya salah) Tatap Mata yang Tajam, Semerah Darah, Mars KSE, dan lain-lain.
Hari yang paling berkesan buat gue dari Camp 1 adalah hari ketiga.
Hari itu adalah hari terakhir Camp I. Diawali dengan upacara bendera hari Senin yang benar-benar khidmat dan suasana upacaranya berasa banget. Upacara terbaik yang pernah gue hadiri :”). Lalu katanya, katanya sihhh…., malam itu akan ada yang gugur dan gak bisa melanjutkan Camp II. Jadi setelah makan siang, kami melakukan ngariung kami yang pertama. Ngariung adalah ngumpul-ngumpul private dengan formasi melingkar dan jarak antaranggotanya rapat. Kami pun duduk melingkar di depan ruang makan, dan saling berkenalan satu dengan yang lain  -- selama dua hari kemaren ngapain aja yak –“. Sekali lagi, gak mudah menghapal nama 27 orang dalam waktu yang singkat. Masih sering ketuker, apalagi yang cewek-cewek karena banyak yang pake kerudung. Tapi yaa… sedikit-sedikit mulai hapal beberapa. Di hari itu, gue merasa Pleton 2A makin akrab. Beberapa cewek udah main panggil Buaji-Paaji segala hahaha.
Materi setelah makan siang dan ngariung perdana itu adalah How to Be a Leader dari Bu Rima Olivia – yang first impressionnya sudah saya tuliskan di atas. Di waktu rawan setelah makan siang dan cuaca yang adem-adem manja karena hujan, beliau membawakan materinya secara menarik. Salah satu yang gue inget adalah tentang konsentrasi. Kami duduk per pleton. Lalu kami menyanyikan lagu “Matahari Terbenam” per bait per pleton. Seru karena pada akhirnya kami main kenceng-kencengan per pleton hahaha. Terus ada games konsentrasi juga. Main tepuk-tepukan 11  1212 123123 11. Yah begitulah pokoknya hehe. Intinya, dua hal tersebut terlalu melekat di benak anak-anak pleton 2A :”)
                Matahari beneran pun benar-benar tenggelam. Kami masuk ke Leo Kailola. Namun ruangannya berbeda dari biasa karena tidak ada kursi. Kami diperintahkan untuk duduk per kelompok yang terdiri dari 10 orang yang sudah dibentuk setelah senam pagi. Kami duduk melingkar dan mengomentari apa yang udah kami tulis di sebuah kartu kepemimpinan. Lalu satu persatu kami mengungkapkan apa yang ingin kami ungkapkan jika kami gugur di camp 1. Masih dalam posisi melingkar per kelompok, para officer mengumumkan bahwa ada tiga kategori yaitu: terbaik, sedang, tidak aman. Mereka mengumumkan tiga puluh peserta terbaik (surprisingly Ibnu Agus masuk di dalemnya -__-). Mereka duduk di tiga puluh kursi bersarung (?) yang sudah disiapkan di atas panggung. Setelah diumumkan kategori terbaik, kemudian kategori selanjutnya dibacakan: tidak aman. Satu persatu nama mereka dipanggil dengan kasar, berbeda dengan sebelumnya. Mereka yang namanya disebutkan, harus lari dari ruangan dan  berbaris di depan Leo Kailola. kemudian……… nama gue pun disebut. Langsung aja gue lari dan bikin barisan di luar.
*****
Untuk bagian setelah baris gue sensor aja ya. He he.
*****
Intinya, kami dari berbagai kategori kembali lagi di Leo Kailola. Ada secercah-dua cercah wajah yang cerah yang menyambut saat gue datang. Kami pun duduk di lantai. Senyum rasa syukur masih menggantung di bibir.
ILC I selesai, ditandai oleh serah terima antara pihak Akmil dan Indofood. Mulai saat itu, kami ada di Camp II yang dipegang langsung oleh pihak Akademi Militer. Setelah serah terima, kami pun diperkenalkan dengan para danton dan asisten danton (ku lupa sebutannya apaaa…) yang akan melatih kami sampai akhir pelatihan ILC II. Pelatih Pleton 2A adalah Pelatih Nur Ahsan dan Pelatih Sumardi. Sehabis itu, beberapa peserta dipanggil ke depan. Salah satunya adalah Ibnu Maulana. Dan……. Ternyata mereka adalah senat :”) Ibnu Maulana senat BISMA. Terkejut weyyy hahahahahah… gue dan Lula yang duduk deketan cuma bisa kaget-kagetan aja ahahahaha. Okay, abis malam yang bikin terkejut-kejut itu, kami kembali ke mess dan tidur, bersiap untuk Camp II hari pertama!
****
Camp II
Jadwal kami masih sama dengan Camp I, bangun jam 4 pagi, senam pagi, dan dilanjutkan dengan sarapan. Yang berbeda hari itu adalah materinya. Alih-alih ke Ruang Leo Kailola di sebelah kanan, kami berjalan ke arah kiri menuju Lapangan Tembak. Latihan menembakkah? Mau nembak siapa sih? ;) gak deng. Materi pagi hari yang cerah itu adalah navigasi darat. Kami belajar untuk menentukan koordinat dari yang hanya angka-angka bisa dicari titik pastinya di peta. Oh ya, katanya peta milik TNI AD yang dipinjamkan pada kami adalah peta terlengkap di antara peta yang ada. Woohoo. Selain peta, perlengkapan lainnya adalah kompas. Kompas tersebut konon harganya 3,5 juta per unit *shocked. Kompas tersebut diimpor dari Inggris. Sayang ya, katanya TNI AD Indonesia adalah pasukan angkatan terbaik se-Asia (kalo gak salah), tapi peralatannya masih pake dari negara lain :(. Okay lanjut. Lalu ada satu penggaris bujur sangkar dengan tali sol sepatu di tengahnya. Penggaris tersebut bernama protaktor, gunanya untuk menarik sudut, bukan menarik perhatian *eh. Terus ada spidol OHP. Kemudian kami dijelaskan bagaimana caranya menentukan titik dan rute perjalanan berdasarkan koordinat.
Setelah materi tersebut, kami melakukan coffee break termanis dan terindah menurut w hahahahahaha. Karena kami gak tertib makannya, kami pun digiring menuju lapangan tembak yang berumput di samping kanan ruang materi. Kami disuruh duduk, dan meletakkan snack kami di samping. Kemudian kami diminta untuk berbaring, menikmati empuknya rumput Akmil Magelang, menikmati cerah dan indahnya langit Magelang hari itu, dan semilir angin yang mengalir lembut dari Lembah Tidar. Entahlah, gue merasa damai banget waktu itu hahahaha. Sunbathing ala-ala. Oh ya, baru dapet padanan katanya dalam Bahasa Inggris buat kegiatan ini (dalam perspektif gue yaa): bask. Lalu kami makan siang dan shalat zuhur.
Materi siangnya juga gak kalah seru. Survival! Saat kami datang, gue merasa kayak peserta Fear Factor di tantangan kedua, yang makan atau melakukan hal yang aneh-aneh dan cenderung ke arah jijik hahahaha. Kenapa? Soalnya pas dateng, di depan kami ada meja dengan berbagai tanaman dan buah-buahan. Lalu, materi dibuka dengan laporan seperti biasa. Materi survival tersebut dibawakan oleh salah satu Gumil (Guru Militer) dari Departemen Jasmani, Pelatih Agus. Beliau menjelaskan hal-hal apa saja yang harus kami lakukan jika kami harus bertahan hidup di darat dan di laut. Pengetahuan beliau mengenai apa saja yang bisa dimakan, apa yang gak bisa dimakan, benda sederhana yang bisa dijadikan obat, dan pengetahuan lain yang membuat kami menjatuhkan rahang dan mengangguk-anggukan kepala. Dua ekor ular ítem juga dibawa Pelatih Agus, dan cukup membuat cewek-cewek yang duduk paling depan mundur-mundur ke belakang hahaha.
Siang atau sorenya, kami dibagikan matras untuk kegiatan besok. Penuh banget bagi-baginya -_-. Oh ya, sore di hari ini juga, cowok-cowoknya dicukur rambut hahahaha. Ada lima pencukur yang ‘buka lapak’ di ujung Gedung Seruni dan cowok-cowok pada ngantri. Riffal ngamatin dulu pencukur mana yang ‘kejam’, mana yang nggak. Hahaha. Gue sama Nisa ngeliatin Kak Rizal pas potong rambut. Lama banget kelarnya soalnya rambut doi tebel banget,kata Nisa kayak nyukur bulu domba wkwkw. Lalu AKMIL juga manggil tukang sol sepatu buat ngesol sepatu kami yang mulai jebol. Baik banget :3
Malamnya kami siap-siap untuk…… keluar dari AKMIL! Karena materi untuk beberapa hari ke depan akan dilakukan di luar AKMIL. Yeay! Gue pun menggunakan carrier yang gue pake buat berangkat, dan memasukkan beberapa barang. Carriernya jadi kempes dan kopong karena masih banyak space kosong. Mayan lama packingnya, kelar sekitar jam 1. Lalu bobok.
Esoknya.
Setelah olahraga dan sarapan, kami berbaris di Lapangan Progo dan udah bawa ‘perlengkapan’, tas kami. Ada yang pake tas ransel kecil, tapi banyak juga yang pake carrier yang isinya lebih padet daripada punya gue. Setelah pembagian makan siang dan air minum, kami pun berangkat naik tronton membelah Magelang ke sebuah lapangan tembak di daerah Plempungan *kalo gak salah. Kata pelatih, jaraknya cuma 6km dari Borobudur. Di jalan, pas awal masih pada melek, ngakak-ngakakan, gak lama langsung tidur pules hahahaha.
Sampe di sana, kami turun dan jalan lumayan jauh ke lapangan tembaknya. Tas gue waktu itu dititipin air minum dan makanan, jadi agak berat. Mayan juga kaks. Sekitar setengah jam kemudian, kami sampe di lapangan tembak. Kami duduk, dan whoah rasanya pundak guee….
Jadi, kegiatan kami hari itu adalah penerapan dari materi kemarin, kompas. Kami diberikan peta, protaktor, dan kompas. Segala teori yang udah kami pelajari kemarin diterapkan buat arah jalan kami. Di Pleton 2A, ada Mastah Deny yang menghitung dengan presisi. Jadi tugas kami hari itu adalah menemukan simbol-simbol dari legenda peta yang disembunyikan di setiap titik. Setelah yakin dengan rute, kami pun berangkat.
Kami meninggalkan lapangan tembak menuju titik pertama. Berjalan melalui jalan yang tadi kami lalui di awal, menyusuri saluran irigasi dengan pohon singkong di pinggirnya, matahari yang mulai terik namun diimbangi dengan udara Magelang yang sejuk, membuat kami semangat berjalan. Oh iya, gue dan Buaji Dewi dari IPB jadi penghitung langkah untuk menghitung jarak. Kadang hitungan kami sama, kadang salah satu ada yang sekip hahaha. Di jalan, kadang ada selisih pendapat juga tentang belok ke mana, petunjuknya di mana. Namun kami lewati semua itu dengan prinsip, “A good leader is supported by good followers/supporters.” Gue ikut aja ke arah mana yang pegang peta berkata, soalnya udah konsen ngitung langkah he he. Trus yang lucu adalah tiap abis nemu satu petunjuk, rasa seneng kami harus direpresi karena kalau kita teriak-teriak seneng takut ketauan pleton saingan hahaha.
Kami terus berjalan hingga tanpa sadar kami berjalan ke puncak bukit yang ada di hadapan kami saat masih di lapangan tembak. Waaaw… rasanya berdiri di ketinggian… damai. Lapangan tembak tempat kami start terlihat dari sini. Awan yang menggumpal dan daerah di bawahnya yang tidak terkena sinar matahari karena tertutup awan juga terlihat. Ilalang tinggi menjadi sahabat. Serangga juga. Rasanya toleransi gue terhadap rasa kotor, jijik dan geli sudah meningkat saat itu hahahah.
Setelah lewat puncak, kami turun sedikit dan Pelatih Ahsan menunjukkan kami sebuah daerah datar luas yang tertutup. Kami pun mengeluarkan bekal makan siang kami dan makan di sana. Ada satu kejadian yang gak terlupa buat anak Pleton 2A di sini. Karena khilaf melepaskan peta, Farhan jadi balik lagi buat nyari petanya, dan Alhamdulillah ketemu. Nah karena udah sempet ngilangin, dia dihukum Pelatih Ahsan buat naik ke atas pohon dan meong-meong saat kami makan. Jadi kami nyuap makanan sambil antara nahan tawa dan kasian sama Farhan abis meong-meongnya lucu banget wakakakaka. Makanya sejak saat itu, meong jadi happening banget di Pleton 2A. Setelah makan, kami shalat zuhur di sana. Pertama kali shalat di atas bukit bersama serangga yang lewat-lewat di atas matras yang jadi alas shalat lo :”) abis shalat, kami terus jalan menuruni bukit dan sampai di sebuah lapangan lainnya.
Melepas lelah, kami duduk-duduk dan ke toilet buat buang air. Saat itu ada pleton 1A, 2A, dan dua pleton lainnya. Pleton lain sedang melatih yel-yel mereka. sedangkan kami belum punya yel-yel. Lalu kami pun agak minggir ke belakang dan bikin yel-yel. Di sana terbentuklah tepuk meong bersatu dan goyang dentakjesh yang diperkenalkan Buaji Rara yang ternyata biduan juga hahaha. Abis itu karena bosan, kami main 111212123123 massal sepleton. Yang kalah harus meong-meong di dalem sebuah celah entah apa yang ada di sana sampe ada pemain lain yang kalah. Trus karena bosen hukumannya itu aja, yang kalah harus kenalan sama anak pleton lain. Hahahaha di bagian ini gue kena juga -_-.
Setelah semua pleton kembali dari perjalanan, kami pindah ke sebuah lapangan (lagi) hijau yang luas. Setelah merapikan perlengkapan, kami shalat ashar. Seru bangeeet waktu itu shalat ashar di tengah lapangan dengan angin yang berhembus manja hahaha. Damai bangettt… abis shalat, balik ke pleton lagi dan ngobrol-ngobrol dan nyanyi-nyanyi, walau ada yang tidur juga karena kecapean. Gue dan Lula nyanyi Jagung Rebus, dan ada yang ilfeel sama gua hahahaha. Katanya kromosom gue ada yang rusak wkwkwk.


Comments

Popular Posts