Proses Rekrutmen Junior Translator PwC
Haloooo … gue akan menceritakan
pengalaman gue dalam proses rekrutmen sebagai Junior Translator di PwC. Gue
bikin entri ini karena ketika gue googling untuk cari-cari informasi mengenai
ini, sangat sedikit atau bahkan gak ada. Jadi, semoga entri ini bisa memberikan
bayangan untuk kalian yang mau apply posisi Translator di salah satu KAP big
four ini :)
Apply
Gue apply di Jobstreet. Dan lo
harus tau, gue apply itu sekitar wisuda, yaa sekitar Juli—Agustus 2016. Setelah
gue tunggu berminggu-minggu, belum ada panggilan. Sebulan, belum ada panggilan.
Tiga bulan, masih belum ada panggilan. Saat itu gue udah pasrah sih, bahkan
sampe mengikhlaskan kalo gue memang nggak dipanggil haha. Bulan terus berjalan,
gue pun udah kerja di tempat lain, tapi nggak sebagai penerjemah. Hingga suatu
sore, ketika sedang bekerja, tiba-tiba ada email masuk. Gue kira email klien
biasa, namun ada embel-embel PwC. Jreng. My heart skipped a beat. Ternyata
email tersebut adalah invitation untuk tes tertulis PwC. Dan bisa tebak email
tersebut kapan datang? Bulan Agustus 2017. Hampir, atau mungkin sudah, setahun
dari gue apply di Jobstreet haha. Untungnya written test tersebut diadakan di
hari Sabtu, jadi gue gak usah cabut dari kantor. Di email tersebut diinfokan
bahwa tesnya akan dilaksanakan di The East, dan diminta buat bawa CV, fotokopi
transkrip dan ijazah, pas foto, serta alat tulis. Lalu diinfokan juga kalo
tesnya terdiri dari tes bahasa Inggris, logika, dan technical test (if
applicable).
Proses
Setelah gue kirim email
konfirmasi kehadiran, gue langsung kepo-kepo info mengenai proses rekrutmen.
Namun untuk posisi translator hasilnya agak nihil ya. Cuma nemu satu komentar
di blog orang yang nanya kalo penerjemah di KAP kerjanya ngapain. Heu. Gue
mencoba kepo translator PwC di LinkedIn, dan ketemulah dengan salah satu senior
di kampus. Gue add dia dan gue tanya-tanya prosesnya. Oh iya, si kakak ini jadi
translator di divisi Tax. Yap, menurut dia, beginilah prosesnya:
- Written test + technical test
- User interview
- BoD interview
Gue fokus kepo-kepo ke si kakak
mengenai written test-nya. Katanya sih standard aja kayak psikotest lain, dan
tes English-nya juga biasa. Dia malah menyarankan buat makan yang banyak karena
tesnya lama. Dia aja dari pagi sampe siang. Setelah written test yang ternyata
harus diikuti semua applicant yang melamar posisi apapun, ada technical test.
Nah, ini baru masuk test terjemahan. Ketika gue tanya apakah teksnya punya
banyak istilah keuangan, dia bilang nggak. Lebih ke teks general. Selain
menerjemahkan, juga diminta untuk menuliskan essai singkat. Hmm baiklah. Begitu
menurut senior gue.
Written Test
Hari-H tes pun datang. Gue
excited banget haha. Ketika gue masuk ke The East lantai sekian, udah banyak
applicant lain yang nunggu waktu tes. Well, kayaknya gue masuk mass recruitment
deh. Dan yang tes itu campur-campur tujuannya ke berbagai divisi. Gue ketemu
temen gue anak Administrasi Niaga, dia apply divisi Tax. Ketika gue tanya dia
apply dari mana, dia bilang Jobstreet, dua bulan lalu. Well, that was faster
than me! Haha. Karena divisi tujuan kami berbeda, kami pun tes di ruangan yang
berbeda.
Penasaran tesnya kayak gimana?
Peserta tes masuk ruangan besar
dengan meja bundar dan dua layar proyektor di depan. Di ruangan tersebut, sudah
ada dua HC (human capital) yang akan memandu jalannya tes. Di hadapan kami
sudah ada dua bundel soal, bahasa Inggris dan logika. Setelah menjelaskan tes
secara singkat, kami dibagikan lembar jawaban komputer. Isi identitas, lalu HC
officer tersebut mengumumkan bahwa soal bahasa Inggris sudah bisa dikerjakan.
Bahasa Inggris
Gue lupa sih
jumlah dan waktu pengerjaan soal bahasa Inggris. Kalo gak salah 60-60 atau
60-45? You can google haha kalo info mengenai ini udah cukup banyak kayaknya.
Soalnya, buat gue, gak terlalu susah dan gak terlalu gampang. Medium. Soalnya
pilihan ganda dan topiknya tentang keuangan sih. Tapi pertanyaannya mirip-mirip
TOEFL, kayak cari kata atau frasa yang kurang tepat, structure, pemahaman teks,
dan lain-lain. Beberapa soal cukup tricky, tapi kalo sering belajar dan sering
terpapar bacaan berbahasa Inggris, pasti bisa ngerjain! Ketika waktu belum
habis, ada beberapa yang maju dan nyerahin lembar jawaban. Tipikal anak-anak
ambi di kelas yang bikin panik haha. Gue sih memanfaatkan waktu untuk periksa
ulang jawaban karena sesi ini adalah sesi yang sangat gue unggulkan! Jadi harus
meminimalisasi kesalahan di tes bahasa Inggris ini.
Logika
Setelah
istirahat 5 menit, lanjut ke tes logika. Nah ini adalah tes, yang menurut gue, menaruh
gue di ujung tanduk. Susah banget woy hahaha. Jadi tes logika ini dibagi
menjadi beberapa bagian, kalo gak salah verbal, numerikal, dan spasial. Setiap
bagiannya memiliki waktu pengerjaan yang berbeda-beda. Jadi ngikutin perintah
dari HC officer di depan.
Untuk logika
verbal, well, bisa lah. Udah lupa banget sih pertanyaannya apa aja haha.
Logika
numerikal, tersusah buat gue sih. Gue kan emang amat sangat lemah
hitung-hitungannya, ditambah dengan variasi soal yang gak biasa. Btw, gue belum
pernah nemu tes numerikal semacam itu sebelumnya. Yang gue inget sih, misal
soalnya X dan Y memiliki hubungan minus 5. Nah gue harus pilih pilihan yang
memiliki angka dengan hubungan yang sama kayak di soal. Semacam soal logika
verbal, tapi variabelnya angka. Pusing? Sama. Hahahahaha. Gue cuma bisa jawab
sedikit soal-soal awal. Sisanya gue jawab C semua. Udah survival mode on :”)
Logika spasial.
Ini tricky banget sih. Tapi kalo sering latihan, kayaknya akan cepet paham
polanya dan bisa cepat pilih jawaban yang tepat.
Kelar deh seleksi pertama.
Setelah selesai, kumpulin lembar jawaban serta berkas yang diminta. Lalu duduk
lagi di bangku dan tarik napas dulu. Kemudian, seorang HC officer mengumumkan
nama-nama yang bisa langsung pulang. Sisanya tetap di tempat karena ada technical
test. Gue udah expect nama gue gak akan dipanggil karena berdasarkan kata
seniorkuh, bakal ada technical test abis ini. Ternyata nama gue dipanggil. Eh? Gue
bertanya-tanya dan udah punya pikiran buruk semacam, mereka udah periksa LJK
tes bahasa Inggris gue dan hasilnya gak sesuai harapan. Masa apply jadi
penerjemah nilai bahasa Inggrisnya jelek, mending gue disuruh pulang aja.
Seriussss gue sempet mikir kayak gitu haha. Tapi kupasrahkan saja hasilnya.
Beberapa jam kemudian, ada
telepon dari PwC. Mereka bilang gue lolos written test, dan diundang untuk
technical test sekaligus interview. Waaaaah so happy! Tapiiiii, mereka jadwalin
tes itu minggu depannya, sementara mingdepnya gue mau backpacking ke Banyuwangi
seminggu hahahaha. Jadi, gue minta reschedule sampai dua minggu ke depan. Dia
bilang, nanti saya kabari lagi. Oke. Denger kabar gue lolos tes itu aja udah
seneng banget haha.
Dua minggu berlalu. Belum ada
panggilan lagi. Gue mulai cemas. Gue pun mengirim email ke HC yang
kontak-kontakan sama gue, meminta update status rekrutmen gue sekaligus
bertanya apa gue bisa lanjut ke tahap selanjutnya. Bagai petir di siang bolong,
dia bilang posisinya udah terisi. Aaaaahk. Nyeseug. Tapi dia bilang kalo ada
vacant position di translator, bakal nawarin gue untuk itu. Gue iyain aja. Ah …
gue jadi tambah H2C :”)
Datanglah hari di mana gue resign
dari kerjaan lama, sementara belum dapet kerjaan baru haha. Beberapa hari
sebelum last day gue di kantor lama, HC tersebut email gue kalo ada vacant
translator position di divisi Knowledge Management dan tanya apakah gue masih
berminat. OH TENTU SAJA!!!111!!1!!! Gue iyain dan gue diundang untuk Technical
Test minggu depan, di pekan pertama sebagai pengangguran. Yippey!
Technical Test
Gue diundang technical test di Plaza
89, markasnya (?) PwC. Uuuuw. I got an inch closer to you. Gue dateng setengah
jam sebelum waktu tes. Ketika gue tunggu di ruang tunggu, HC officer yang
kontakan sama gue dateng. Dia bilang gue akan tes bareng yang lagi written
test. Gue akan mulai di sesi kedua mereka. Olrait.
Saat mereka selesai sesi pertama,
gue dipersilakan masuk ruangan tes. Wajah-wajah tegang dan lelah semua, bro.
Hahaha. Beberapa saat sebelum sesi kedua dimulai, gue disodorkan laptop dan
kertas tes. Gue diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di kertas tersebut
di Microsoft Word. Waktunya 1,5 jam.
So, here’s the detail:
- Menerjemahkan headline koran dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Kalo gak salah ada 10 soal
- Menerjemahkan kalimat-kalimat dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Ada 5 soal
- Menuliskan pengalaman dengan language barrier menggunakan bahasa Inggris, minimal (kalau gak salah) 250 kata
- Menuliskan essay singkat mengenai kendala yang dihadapi saat menerjemahkan dan cara menghadapinya.
Untuk bagian yang pertama,
menurut gue ini yang paling tricky. Karena juju raja, exposure gue terhadap
berita berbahasa Inggris minim banget. Jarang baca berita bahasa Inggris. Jadi
gue habisin waktu paling banyak di bagian ini buat googling frasa-frasa khusus,
kebanyakan tentang keuangan.
Bagian kedua, cukup mudah. I did
it with ease. Tapi ada beberapa istilah khusus juga sih yang harus
diperhatikan.
Bagian ketiga, well, paling
mudah. Karena gue hanya menceritakan pengalaman ke Korea, di mana gue gak bisa
bahasa Korea dan sedikit banget Hanguk saram yang paham bahasa Inggris.
Bagian keempat juga cukup mudah.
Gue ceritakan saja pengalaman mengenai kesulitan saat menerjemahkan. Untuk
solusinya, gue mengingat-ingat materi kelas DDPU (Dasar-Dasar Penerjemahan
Umum) hahaha.
Gue selesai beberapa menit
sebelum deadline. Sisa waktu gue gunakan untuk memeriksa hasil kerjaan gue.
Setelah selesai, gue kasih tau ke HC officer yang sedang di depan. Oh iya, buat
tahap ini juga gue diminta buat kasih portfolio penerjemahan. Lalu gue kasih
portfolio tersebut.
Alhamdulillaah, kelar sudah. Gue
keluar ruangan tanpa penyesalan.
Beberapa jam kemudian, lebih
tepatnya menjelang magrib, gue dapat email yang mengatakan bahwa gue lolos
technical test dan bisa lanjut wawancara lusa. Aaaaaaaaaaaaaahkkkkkkkkk!!!!!
Why so fast hahahaha. Gak nyangka juga sih bisa sejauh ini. Dan di email
tersebut dituliskan bahwa dresscode-nya formal business attire. Setelah google
image, wadaw, gue gak punya blazer dan celana yang proper. Besoknya, bukannya
nyiapin buat wawancara, gue malah keliling Depok buat beli celana dan minjem
blazer haha. Untuk wawancara ini, gue bener-bener gak nyiapin apa-apa. Malah
baca-baca mengenaik Knowledge Management bcs it’s something new for me. Udah
itu aja karena waktunya mepet banget hahaha.
Interview
Akhirnya hari-H tibaaaa … Gue
dengan kemeja, celana bahan baru beli di ITC Depok, blazer adek gue, heels, dan
kerudung sampir pun datang lagi ke Plaza 89. Deg-degan banget paraaaah. Itu
adalah wawancara kedua gue setelah lulus kuliah haha.
Gue diminta untuk tunggu di
sebuah ruangan meeting di lantai 12. Setelah nunggu beberapa menit, pewawancara
gue dateng. Mereka adalah senior translator dan KM manager. Interview dilakukan
dalam bahasa Inggris. It was awkward at first, but became warmer as the time
goes.
Pertanyaan awalnya basic sih.
Perkenalkan diri, lalu tanya pengalaman dalam penerjemahan. Pertanyaan yang
benar-benar digali sih ke teknis penerjemahan, seperti kecepatan menerjemahkan
untuk teks tertentu sampai ke kamus dan peralatan yang digunakan. Lalu, masa
kuliah gue digali lagi. Nah ini agak bikin gue kaget sih karena gak ekspektasi
sama sekali bakal ditanyain tentang kuliah haha. Pertanyaannya seperti kenapa
gue ambil kelas bahasa banyak banget, materi tertentu yang dipelajari saat kuliah
DDPU, tugas akhir, dan lain-lain. Lalu, gue zonk banget di sini, tentang PwC.
Damn, gue nyesel banget gak kepo-kepo PwC in detail, malah pelajarin tentang
Knowledge Management yang gak ditanyain sama sekali hiks. Lalu pertanyaan
ekspektasi gaji. Untuk ini, sebisa mungkin riset dulu sebaik mungkin. Udah sih,
basically itu aja. To sum up, pertanyaannya berkisar tentang pengalaman
penerjemahan, kehidupan perkuliahan, serta tentang PwC. Oh iya, denger dari
senior gue, mereka prefer penerjemah tersumpah. Dan bener sih, mereka sempet
tanya gue pernah ikut sertifikasi itu gak dan apakah gue ikut gabung HPI
(Himpunan Penerjemah Indonesia). I am none of both hahahahaha. Udah deh abis
itu tanya jawab. Nah, salah satu pertanyaan yang gue tanyakan adalah kalo gue lolos
tahap ini, tahap selanjutnya apa. TER NYA TA, itu adalah interview final.
Dammmmmmmn, should’ve prepared better if I knew T____T dari situ gue udah agak
pesimis sih ha ha. Selesai tanya jawab, salaman, dan gue langsung menuju
mushala buat shalat. Bersyukurrrr karena gue bisa sampe tahap ini, yang sempet
terlupakan sebelumnya haha.
Target gue di tiap akhir tahapan
rekrutmen adalah tidak ada penyesalan di tahap yang baru gue jalanin. Awal
keluar ruangan, pas abis shalat, gue masih optimis, gak ada penyesalan, gak ada
penyesalan. Eh tapi pas di jalan, welp, kok tiba-tba banyak penyesalan yhaaa.
Hiks. Sedih lah. Dan bener sih, seminggu setelahnya gue follow-up lagi, dan gue
t y d a c k l o l o s : “) haaaa,
pelajaran banget sih untuk benar-benar persiapan dan do the best of my best ke
depannya, jangan sampe ada penyesalan di akhir. Hiks.
Yak, begitulah alur proses
rekrutmen Translator PwC. Semoga berguna untuk kalian yang mencari peruntungan
di posisi ini di sana. Good luck!
wah ko ga lulus ka jadi sedih bacanya padahal udah excited baca dari awal sampai pertengahan haha.. aku juga sekarang lagi apply jadi translator di sebuah perusahaan tax dan alhamdulillah dapat panggilan untuk tes tapi ko aku pesimis ya ka bisa lulus. Pengalaman sama skill ku yang seumur jagung ini kayanya ga bakal lolos deh haha.. makasih ka atas ceritanya jadi ada gambaran nanti buat tes jd translator :D
ReplyDeleteOtomatiskan tugas dan administrasi Human Resource. Mulai dari perekrutan hingga pengelolaan kinerja karyawan dengan Software HR Otomatis, Human Resource Management System terlengkap untuk perusahaan Anda.
ReplyDelete