Bolang Dalam Kota: The Road Less Traveled
Bolang hari ini benar-benar spontan. Diawali dengan niat mau donor darah sebelum puasa, setelah kerja, gue buka Trafi untuk lihat bus Transjakarta apa yang harus dinaiki. Beberapa bulan lalu pernah ke PMI Jakarta lewat Monas, lalu transit di Senen, turun di Pal Putih.
Namun, hasil pencarian Trafi dan Google Maps gak menunjukkan itu. Keduanya menyarankan buat naik TJ ke Harmoni, lalu naik TJ sekali lagi langsung ke Pal Putih. Well, cuma sekali transit walau agak muter. Gue jajal.
Keluar dari gedung kantor, langsung ke Halte Bundaran HI. Nunggu bus 1 yang ternyata rame banget di jam kerja walaupin frekuensi kedatangannya cukup sering. Setelah nunggu dua bus, gue naik bus ketiga yang bisa dimasukkin.
Perjalanan menuju Harmoni gak terlalu lama. Cuma kena beberapa lampu merah. Setelah sampai Harmoni, waw gue disambut dengan orang-orang yang mengantri bus... 5C, bus yang akan gue naikin. Antriannya padat banget macam antrian di Stasiun Sudirman kalau ada gangguan haha. Tapi lebih pendek sih. Di Trafi, 5C datang tiap tujuh menit sekali. Tapi sebenernya gak selama itu sih. Gue tunggu satu bis datang, angkut penumpang, lalu naik bus berikutnya.
Di bus 5C ini, gue banyak tolah-toleh haha. Lewat Juanda, CoHive yang gedungnya klasik tapi kece, Pasar Baru, Lapangan Banteng yang sekarang bersih dan kewl banged, Depkeu/Kemenkeu (?), Jalan Senen, flyover Senen, lalu turun di Halte Pal Putih.
Abis tu ke PMI, tapi gagal karena HB kurang 0,4 :( akhirnya gue googling jalan buat ke Stasiun Cikini. Hasilnya ada lewat jalan yang lazim dilalui, yakni lewat Jalan Raden Saleh, RS PGI Cikini, lalu belok kanan ke arah Stasiun Cikini. Namun, hasil berikutnya yang menarik hati, yaitu lewat Jalan Kenari, tembus ke Pasar Kembang seberang Stasiun Cikini. Gue jabanin yang ini.
Keluar dari PMI, jalan menyelusuri Jalan Kramat Raya. Nah, pas mau naik jembatan buat nyebrang di deket Jalan Kramat Sentiong, gue inget pernah baca di jalan ini ada burger enak murah macem Blenger Burger. Akhirnya gue belok ke sana. Jalan terus sekitar 300 meter, gak nemu apa-apa ._. Pas googling juga gak ada. Ini w halu apa gemanaseh? 😅
Lalu muter balik ke arah Kramat Raya. Naik jembatan, nyebrang, lalu jalan lagi ke arah Salemba. Lurus terussss sampe ke Jalan Kenari I.
Masuk ke Jalan Kenari. Pas gue liat di GMaps, itu belakang Kampus UI Salemba. Hoo... Jalanannya cukup lebar, muat satu mobil dan satu motor. Cukup sepi. Di kanan kiri banyak toko, tapi tutup. Makin lama, jalanan makin sempit. Tapi makin rame karena banyak warga lokal dan anak-anak yang main di luar.
Jalan terus, lalu di sebelah kanan, ada Museum M.H. Thamrin. Menarik sih karena ada museum di tengah-tengah daerah pemukiman. Mungkin akan ke sana nanti.
Jalan makin sempit menjadi gang. Gue sedikit nyasar ke gang buntu. Muter balik, belok, masuk ke gang sebelah.
Waow gang yang ini bener-bener gang. Cuma muat satu motor dan satu orang. Rumah-rumah berhimpitan. Banyak warung yang menjual bahan makanan sehari-hari (mengingatkan gue dengan warung Pak Hamzah deket rumah), warteg sederhana, bapak-bapak, ibu-ibu, lansia, anak-anak yang ada di luar rumah untuk sekadar ngobrol-ngobrol, nongkrong, atau bermain.
Setelah jalan lagi, gue bertemu dengan jembatan yang melewati sungai. Jembatannya sendiri gak terlalu besar, dan cuma bisa dilewati orang karena harus naik tangga menuju ke sana. Di atas jembatan, menggantung kabel listrik yang membuat orang-orang di atas 170 cm harus menunduk. Jembatannya cukup jauh dari muka air sungai, gak akan tenggelam kalau sungai meluap.
Makin masuk ke dalam, gang makin sempit. Dan di atas jalanan dipayungi atap. Pasar. Ini pasti pasar kalau pagi. Tebak-tebakan gue didukung oleh meja-meja berubin khas penjual daging di pasar. Dan sedikit bau amis daging yang khas. Beberapa toko masih buka, seperti tukang jahit, toko ATK, dan toko serba-serbi (macem toko di depan Jembor). Toko yang masih buka, lampunya menyala, sedangkan yang tutup hanya diterangi lampu kuning remang-remang. Agak ngeri juga sih sebenernya. Keingetan scene awal 27 Steps of May :(
Di ujung lorong pasar yang panjang itu, gue membaca plang toko yang kelihatan. Pasar Lama Cikini. Ooh... Dan akhirnya, lorong pasar remang-remang menunjukkan ujungnya. Ternyata bukan tembus di Pasar Kembang, tapi di samping Gold Center Cikini.
Whoah, akhirnya.
Menutup perjalanan malam ini dengan Thai Tea yang laritz manitz di Pasar Kembang.
Kereta Jakarta Kota - Bogor
2 Mei 2019
21:25
Comments
Post a Comment