#JapanTrip2018: Day 5 & 6 (Yokohama, Enoshima, Kamakura)
Day 5
Kami naik di kereta paling belakang dan berdiri di pinggir jendela. Unik banget sih haha. Pengalaman naik trem pertama gue. Abis lewatin trek trem dan melihat kereta berdampingan dengan bapak-bapak yang lagi naik sepeda, Enoden tiba-tiba masuk ke sela-sela antara rumah warga. Monmaap, ini jarak antara kereta dan rumah warga lebih rapet daripada kereta yang melewati perumahan kumuh di pinggir rel Jakarta. Dan jalurnya berliku-liku hahaha. Saat gue masih terkesima dengan itu, pemandangannya berganti dengan pinggir pantai! Whoah, cantik banget! Dan pas banget waktu itu udah sore, matahari menjelang terbenam. Jalur kereta tercantik yang pernah gue naikin! Lumayan panjang tuh rel di sepanjang pantai. Sebenernya gak pinggir pantai banget sih, dipisahin satu jalan raya dua arah. Tapi tetep aja cantek! Abis itu jalur keretanya jadi normal, seperti jalur kereta pada umumnya. Tapi jangan sedih, masih ada hal unik lainnya!
Stasiun di jalur itu stasiun kecil. Di beberapa stasiun bahkan cuma punya peron doang, gak ada loketnya. Jadi ujung stasiun itu cuma ada mesin tap kartu kayak yang ada di Transjakarta ceper. Udah itu aja, gak ada swinging door gate. Gile, bener-bener percaya banget sama warganya. Tapi gak tau ada loketnya sama sekali atau ada tapi di ujung satunya.
Kami
menghabiskan weekend ini berempat. Di hari Sabtu, kami berencana
keliling-keliling Yokohama. Sebenernya cuma keliling daerah Minato Mirai aja
sih. Wah, kalau dengar Minato Mirai, langsung teringat pemandangan ini, yang
gue lihat di dorama We Married as a Job.
Mengawali
perjalanan setelah Zuhur, kami berangkat ke Stasiun Futamatagawa diantar
Ojii-san, bapaknya Tante Satoko. Setelah dari sana, kami gak langsung naik
kereta, tapi masuk ke pusat perbelanjaan yang nempel sama stasiun. Kami diajak
ke Can Do hahahaha. Liat-liat barang lucu di sana. Pas gue dan Fia lagi
liat-liat barang lain, Tante Satoko nyamperin kami, ngasih tau kalo ada memo
berbentuk sotong dan ramen. Haha? Aneh banget lol.
Setelah dari
CanDo, kami ke Donki. Wew. Donki di sini gak sepadet yang di Shinjuku. Jadi
bisa keliling dengan nyaman. Begitu dateng, langsung ke bagian kosmetik wkwk.
Langsung nandain mau beli yang mana.
Abis dari sana,
baru masuk ke stasiun. Kami ke Stasiun Yokohama. Dari sana, kami ke pusat
perbelanjaan yang nempel dengan stasiun. Ke 3Coins (toko serba 300 yen *sebelum
pajak), ke toko-toko manga dan merchandise anime gitu. Ini mah kedemenannya Fia
haha.
Di suatu pojok
toko buku, ada acara booksigning. Dibatasin cuma pake kain tipis doang, jadi
bisa kelihatan dan kedengeran samar-samar haha. Tapi booksigning-nya di bagian
komik-komik BL wkhwkhwkh. They didn’t mind, though.
Keluar dari
sana, liat merchandise gitu, ada TV nayangin trailer anime. Gue tonton, cacad
banget anjerrrrrr. Yakuza dihukum suruh operasi kelamin jadi perempuan dan jadi
idol! Geblek! Ternyata Fia tau dan punya beberapa episode awal di laptopnya
HAHAHAHA. Anime yang gak sengaja kami lihat itu pun menjadi salah satu tontonan
kesukaan gue hahahahaha. Judulnya Backstreet Girls Gokudolls.
Lanjut keluar
stasiun, kami ke Animate,
yang isinya mangaaaaa dan merchhhhhh dalam tiga lantai. Kami berpencar karena Fia
going wild di sana lol. Gue liat-liat komik Detective Conan di negara asalnya
:”) sempet baca salah satu bonus komik (?) yang dibuka. Nggak ngerti hahaha kan
buat ngerti isi cerita Conan harus banget baca ya kann. Lumayan lama di sana.
Abis itu ke toko LUSH yang wanginya
mengundang banget kak. Alhamdulillah masih kuat iman buat menjaga dompet wk.
Dari sana, kami
lanjut naik kereta JR (lupa nama jalurnya) ke Stasiun Sakuragicho. Dang, gue
excited banget pas lihat namanya. Nama daerah itu disebut di lagu One More
Time, One More Chance, soundtrack 5 Cm per Second!
Keluar stasiun, lihat anjing-anjing penjaga orang tunanetra. Anjing-anjingnya uwu bangettttt, ada yang kayak Marutaro juga :3 w coba pegang kepalanya, kok kasar wkwk. W kira rambutnya bakal halus kayak kucing. Tante Satoko dan Om Imam kasih tau kalo itu mereka lagi galang dana karena buat ngelatih anjing-anjing itu gak murah. Pas gue googling lagi, ternyata umur anjing-anjing itu gak sepanjang anjing peliharaan pada umumnya karena mereka stress saat latihan :( huweee sedih. Gue dan Fia sempet lihat juga sih ada ibu-ibu tunanetra yang naik kereta sama anjing penjaganya. Anjingnya honto ni kawaeeeeee. Dan pinter banget bisa nuntun si ibunya ke pintu keluar. Keterharuan.
cia cia ciaa |
Keluar stasiun, lihat anjing-anjing penjaga orang tunanetra. Anjing-anjingnya uwu bangettttt, ada yang kayak Marutaro juga :3 w coba pegang kepalanya, kok kasar wkwk. W kira rambutnya bakal halus kayak kucing. Tante Satoko dan Om Imam kasih tau kalo itu mereka lagi galang dana karena buat ngelatih anjing-anjing itu gak murah. Pas gue googling lagi, ternyata umur anjing-anjing itu gak sepanjang anjing peliharaan pada umumnya karena mereka stress saat latihan :( huweee sedih. Gue dan Fia sempet lihat juga sih ada ibu-ibu tunanetra yang naik kereta sama anjing penjaganya. Anjingnya honto ni kawaeeeeee. Dan pinter banget bisa nuntun si ibunya ke pintu keluar. Keterharuan.
Kami lanjut
jalan ke sebuah mall, Landmark Plaza. Di sana, cari kaiten zushi. Yuhuuu.
Ketemu satu, gak tau namanya hahaha ngikut aja. Karena waktu itu udah jam 3,
jadi sushi-nya gak dipajang sepanjang conveyor belt, cuma ada beberapa aja.
Jadi kalau mau pesen, langsung pesen ke sushi chef-nya. Pilihan sushi di
restoran itu kayaknya ikan mentah semua haha, gak kayak di Indonesia yang
60%-nya sushi matang atau setengah matang. Dan gak ada tuh topping macem di
Genki Sushi, jadi mostly polosan aja. Paling ada topping wasabi HAHA. Gak deng,
bukan topping itu mah.
Di kesempatan
itu pula gue berkenalan dengan makanan khas Jepang yang disukai warga Jepang,
namun hard to enjoy bagi gajin pada umumnya: natto. W kira bakal gak ada
rasanya, atau rasa kedelai biasa. Akan tetapi, saudara-saudari, saya ambil
sedikit dan masukkan ke mulut saja, rasanya mau muntah! Ekkkkkk. Tante Satoko
juga bilang, dari segala makanan Jepang, cuma natto yang gak disukain Om Imam.
Lalu Om Imam nambahin pake bahasa Indonesia, “Bau kaos kaki.” HAHAHAHA bener
juga. Ya kira-kira baunya kayak kaos kaki basah dan bau gitu. Ew. Meskipun
demikian, Fia dengan berani memakan sushi natto tersebut. Hiyaakkkssss dia
terlihat berjuang banget buat abisinnya hahahaha.
Kelar makan, kami keluar mall. Kami berpisah dengan Om Imam dan Tante Satoko di sana. Mereka ke arah stasiun, kami ke Red Brick House atau Aka Renga (I like how it sounds! Terdengar gahar lol). Kami jalan kaki ke sana, melewati Cosmo World dengan ferris wheel-nya yang ikonik. Dan juga melihat Cup Noodle Museum dari seberang jalan.
gochishousama deshitaaa! ini om dan tanteku hehe |
Kelar makan, kami keluar mall. Kami berpisah dengan Om Imam dan Tante Satoko di sana. Mereka ke arah stasiun, kami ke Red Brick House atau Aka Renga (I like how it sounds! Terdengar gahar lol). Kami jalan kaki ke sana, melewati Cosmo World dengan ferris wheel-nya yang ikonik. Dan juga melihat Cup Noodle Museum dari seberang jalan.
Aka Renga di
waktu senja yang mendung cukup ramai. Udaranya dinginnnn karena angin dari laut
bertiup kencang. Samui. Di kejauhan, terlihat kapal pesiar yang gedeeee banget
segede hotel di darat. Semakin kami dekat, semakin besar. Ternyata di tengah-tengah
Aka Renga, ada festival makanan macem Festival Jajanan Bango gitu lel. Ternyata
itu Oktoberfest, festival ngebir ala-ala Jerman dan kuliner. Tapi masuknya
bayar, jadi kami gak lihat-lihat lebih lama.
Gue dan Fia jalan balik lagi ke Landmark Plaza. Kami ke toko Shonen Jump (bertebaran merch Gintama dkk.) dan toko DETECTIVE CONAN T_________T it was like HEAVEN for meeeeeeee. Baca Conan dari SD dan baru sekarang bisa ke tempat yang penuh dengan per-Conan-an T_T karena ada banyaaaak banget merch di sana, gue jadi bingung mau beli apa. Akhirnya gue beli map dan tumbler Kaito Kid buat Parete. Sebenernya mau jaket dan kaosnyaaa, tapi mahal :( sobat qismueen sanggup sih, tapi abis itu gak jajan haha.
Aka Rrrrrrrenga! |
the floating hotel |
Cosmo Clock 21. monmap, bisa dilihat itu masih jam 17:45 tapi berasa jam setengah delapan malam |
Gue dan Fia jalan balik lagi ke Landmark Plaza. Kami ke toko Shonen Jump (bertebaran merch Gintama dkk.) dan toko DETECTIVE CONAN T_________T it was like HEAVEN for meeeeeeee. Baca Conan dari SD dan baru sekarang bisa ke tempat yang penuh dengan per-Conan-an T_T karena ada banyaaaak banget merch di sana, gue jadi bingung mau beli apa. Akhirnya gue beli map dan tumbler Kaito Kid buat Parete. Sebenernya mau jaket dan kaosnyaaa, tapi mahal :( sobat qismueen sanggup sih, tapi abis itu gak jajan haha.
Nah, di titik
itu, gue dan Fia berpisah karena dia mau ke Shin-Okubo di Tokyo -_- sementara
gue masih mau keliling-keliling Minato Mirai. Fia pegang Mifi yang selama ini
kita share, dan janjian buat ketemu di Futamatagawa jam setengah 10. Wkwk agak
was-was juga sih karena free wifi agak susah di Jepang. Kelar dari toko Conan
milov, gue ke Pokemon Center buat cari titipannya Galih.
Abis dari sana,
gue ke mall sebelahnya. Ke GU dan terchengang karena harganya harga ITC lol.
Jadi GU itu anak perusahaannya Uniqlo. Yaa alternatifnya Uniqlo laah. Udah gua
tandain kandidat barang yang mau gue beli. Abis itu gue ke Daiso di jam
setengah 8. Pas itu gue baru inget kalo Daiso tutup jam 8! Jadi gue buru-buru
ambil barang-barangnya. Gak pake mikir banyak sih kan cuma 108 yen doang wkwk.
Beli banyak barang cuma abis 1000-an yen doang dong :”) pas turun mau ke GU
lagi, dang, udah siap-siap mau tutup juga. Sebagian besar toko di mall itu
tutup jam 8! Apa-apaan?! Sebagai warga yang main ke mall-mall Jakarta yang
toko-tokonya tutup jam 10, gue merasa tersulut (?)
Yaudah, gue
keluar dari mall. Tadinya mau duduk-duduk di lapangan terbuka depan Stasiun
Sakuragicho, tapi dingin wk. Akhirnya gue muter-muter stasiun aja sambil jalan
ke peron. Naik kereta ke Stasiun Yokohama yang cuma satu stasiun aja dari sana.
Nah, Stasiun Yokohama masih rame nih pusat perbelanjaannya. Jadi gue
muter-muter di sana. Ke 3Coins juga buat beli kotak penyimpanan. Eh ternyata di
sana toko-tokonya tutup jam 9. Ye Malih -_-. Jadi gue turun lagi, beli wafel di
deket LUSH, dan cari toko yang masih buka. Akhirnya ke toko skincare dan toko
alat tulis yang gak lama gue ke sana langsung tutup :”( di san ague merasa
tersiksa haha. Karena udah gak tau mau ke mana lagi, dan udah jam 9.15, gue ke
peron Sotetsu Line. Di sambil jalan, gue meresapi suasana stasiun itu karena
that might be my lasts being there :”( oh iya, gue juga lihat sekelompok bule
teriak-teriak di Stasiun Yokohama. Dan
mereka bawa gelas bir gede. Pasti abis dari Oktoberfest di Aka Renga -_-
Di kereta ke
Futamatagawa, gue nonton Black Mirror yang gak ada subtitlenya. Kampret, kenapa
yang kedengeran di kuping gue bahasa Jepang?! Kayaknya kuping gue udah
termarinasi bahasa sana :”)
Sampe Stasiun
Futamatagawa jam 9.30 kurang. Belum ada Fia. Dia baru muncul jam 10 WKWK. Gue
udah bosen banget. Kami naik bus pulang ke rumah. Dan sampe sana masih
ditawarin makan malemmmm wuhuu.
Day 6
Hari ini
tujuannya ke Enoshima dan Kamakura. Dan ditemenenin lagi sama Om Imam dan Tante
Satoko. Ihirrr. Seperti biasa, mulai perjalanan abis Zuhur haha. Dianter ke
Stasiun Futamatagawa, trus naik kereta ke arah sebaliknya dari yang kami naikin
sebelum-sebelum ini, yakni ke arah Ebina. Di kereta, ngeliat anak-anak usia SD
yang mirip Tappei dan Kenta haha. Transit di Ebina terus lanjut ke arah
Enoshima.
Sampai Stasiun
Katase-Enoshima, langsung disuguhkan pemandangan yang familiar, mirip dengan
yang ada di drama A Girl and Three Sweetheart atawa Suki na Hito ga Iru Koro, yang settingnya di Enoshima! Tokoh utamanya diperankan Mirei Kiritani dan
Yamaken! Hihiw. Ini trip drama pertama gueee haha akhirnya jadi bucin drama
lol.
sumber: http://zonajepangkorea.blogspot.com/2017/04/sinopsis-sukina-hito-ga-iru-koto-girls.html |
Keluar stasiun,
kami ke pusat informasi. Di sana ambil brosur yang nunjukkin highlight dari
Enoshima. Dan ada juga stempel segede telapak tangan. Pas lagi lihat-lihat
brosur, Om Imam tiba-tiba manggil buat keluar. Aya nani? Ternyata ada pesumo!
Whaaa gede banget! Hahaha. Abis itu foto sama mereka. Gue dan Fia jadi kecil
banget di samping mereka.
Terus jalan lewat terowongan menuju… jembatan ke Pulau Enoshima! Itu setting pas episode terakhir drama itu hahaha. Gue dan Fia kyaa-kyaa-an aja haha. Oh iya, tumben juga di sana gak dingin karena cuacanya cerah. Jadi gue agak menyesal bawa jaket huhu.
Tujuan pertama kami adalah… makan! Karena perut udah pekko-pekko. Kami ke suatu restoran dan duduk di rooftop-nya yang menghadap ke pantai. Syahdu bener. Fia akhirnya bisa makan ikan shirasu yang udah dia incer dari Indonesia haha. Gue mah pilih yang aman aja, nasi tempura.
Kelar makan, kami jalan lagi mengikuti arus orang banyak. Jalan melewati gang utama yang membawa kami ke tangga-tangga menuju puncakgemilang cahaya Pulau
Enoshima. Kami jalan terus, dan berhenti sebentar di kolam keberuntungan gitu.
Gue pake koin 100 rupiah dan Fia pake koin 1 yen mencoba peruntungan kami haha.
Tapi ternyata belum beruntung. Kami juga menemukan kucing pertama yang kami
lihat selama di Jepang! Lucu bangetttt.
wadidaw |
Terus jalan lewat terowongan menuju… jembatan ke Pulau Enoshima! Itu setting pas episode terakhir drama itu hahaha. Gue dan Fia kyaa-kyaa-an aja haha. Oh iya, tumben juga di sana gak dingin karena cuacanya cerah. Jadi gue agak menyesal bawa jaket huhu.
Tujuan pertama kami adalah… makan! Karena perut udah pekko-pekko. Kami ke suatu restoran dan duduk di rooftop-nya yang menghadap ke pantai. Syahdu bener. Fia akhirnya bisa makan ikan shirasu yang udah dia incer dari Indonesia haha. Gue mah pilih yang aman aja, nasi tempura.
Fia & Om Imam: mentah-mentah club |
aq dan Tante Satoko: goreng-goreng club |
Kelar makan, kami jalan lagi mengikuti arus orang banyak. Jalan melewati gang utama yang membawa kami ke tangga-tangga menuju puncak
nekkoya! |
Me and my skepticism upon forever love |
same energy |
Abis itu, kami
lanjut jalan ke atas, dan akhirnya sampai di atas! Belum puncak sih karena
puncaknya adalah Sea Candle, yang kalo mau masuk ke sana bayar dulu. Kami
berhenti di satu balkon yang menghadap laut. Foto-foto, trus lanjut jalan
turun.
on the top of Enoshima |
Nah di tengah
jalan, kami melewati karang yang – menurut petunjuk di sana – tadinya satu
karang utuh, tapi karena terkikis air laut jadinya terbelah dua. Dan yang
menurut gue menarik adalah, ada rumah yang dibangun bener-bener di ujung jurang
karang itu, dan kayaknya udah gak dihuni lagi.
stand strong |
Gak jauh dari
sana, ada penjual es krim dengan banyak rasa, mulai dari rasa-rasa normal macem
vanilla, cokelat, stroberi, sampai yang aneh macem edamame, ubur-ubur, shirasu,
sakura, dan lain-lain. Gue pesen black vanilla, Fia pesen sakura. Black vanilla
enak sih, rasa vanilla-nya beda kayak es krim vanilla yang pernah gue makan,
tapi zonk-nya abis makan itu, bibir gue auto bibir mak lampir, item pisan
hahaha.
ya kira-kira kayak gini menunya. aslinya jauh lebih banyak. sumber: http://alexandjoeinjapan.blogspot.com/2014/04/enoshima-and-weird-ice-cream.html |
Kami jalan terus
ke bawah, lewat jalan yang berbeda dengan jalan naik. Kami lewatin jurang yang
langsung menghadap laut. Jalan terus, ternyata tembus-tembus di bibir gang yang
rame banyak orang jualan (deskripsi apa ini).
Di satu toko,
ada yang memajang satu adegan di drama itu hahahaaha. Ternyata itu toko mochi.
Tante Satoko beli mochi buat kami semua. Kami jalan terus sampe keluar gang dan
sampe di jembatan ikonik yang menyambungkan Pulau Enoshima dan pulau utama.
Sebenernya gue masih pengen ke gua yang nembus-nembus ke pantai di sisi
sebaliknya, tapi karena udah sore dan masih ada yang harus dikunjungi, kami gak
ke sana. Hiks, gue berjalan melewati jembatan itu dengan perasaan galau. Semoga
bisa ke Enoshima lagi ya.
Kami berjalan ke Stasiun Enoshima, beda stasiun dengan yang sebelumnya kami kunjungi. Di stasiun ini, kami naik kereta khas sana, Enoden. Again, kereta ini yang dinaikin si tokoh utama pas baru dateng di Enoshima xixi. Uniknya, kereta di jalur Enoshima – Kamakura ini semi-trem, jadi treknya di jalan raya, berdampingan dengan sepeda, mobil, dan pejalan kaki yang lewat di jalan itu haha.
see you when I see you, Enoshima :") |
Kami berjalan ke Stasiun Enoshima, beda stasiun dengan yang sebelumnya kami kunjungi. Di stasiun ini, kami naik kereta khas sana, Enoden. Again, kereta ini yang dinaikin si tokoh utama pas baru dateng di Enoshima xixi. Uniknya, kereta di jalur Enoshima – Kamakura ini semi-trem, jadi treknya di jalan raya, berdampingan dengan sepeda, mobil, dan pejalan kaki yang lewat di jalan itu haha.
sumber: https://www.enoden.co.jp/en/train/ |
Kami naik di kereta paling belakang dan berdiri di pinggir jendela. Unik banget sih haha. Pengalaman naik trem pertama gue. Abis lewatin trek trem dan melihat kereta berdampingan dengan bapak-bapak yang lagi naik sepeda, Enoden tiba-tiba masuk ke sela-sela antara rumah warga. Monmaap, ini jarak antara kereta dan rumah warga lebih rapet daripada kereta yang melewati perumahan kumuh di pinggir rel Jakarta. Dan jalurnya berliku-liku hahaha. Saat gue masih terkesima dengan itu, pemandangannya berganti dengan pinggir pantai! Whoah, cantik banget! Dan pas banget waktu itu udah sore, matahari menjelang terbenam. Jalur kereta tercantik yang pernah gue naikin! Lumayan panjang tuh rel di sepanjang pantai. Sebenernya gak pinggir pantai banget sih, dipisahin satu jalan raya dua arah. Tapi tetep aja cantek! Abis itu jalur keretanya jadi normal, seperti jalur kereta pada umumnya. Tapi jangan sedih, masih ada hal unik lainnya!
kira-kira seperti ini. di sebelah kanan stasiun, sebelah kiri jalanan dan pantai |
Stasiun di jalur itu stasiun kecil. Di beberapa stasiun bahkan cuma punya peron doang, gak ada loketnya. Jadi ujung stasiun itu cuma ada mesin tap kartu kayak yang ada di Transjakarta ceper. Udah itu aja, gak ada swinging door gate. Gile, bener-bener percaya banget sama warganya. Tapi gak tau ada loketnya sama sekali atau ada tapi di ujung satunya.
terminus di Stasiun Kamakura |
Akhirnya kami
sampai di Stasiun Kamakura. I had little idea on it sih, cuma tau ada patung
Buddha gede doang haha, tapi Fia udah browsing dan mau cari dango yang
reviewnya bagus. Gue ngikut aja.
Kami ke Komachi Street, dan banyak toko di kanan-kirinya. Di sana, kami berpisah dengan Om
Imam dan Tante Satoko karena mereka mau pulang duluan. Baiklaaa. Jadi, gue dan
Fia cari toko kue dango itu. Ternyata gak terlalu susah nemuinnya. Fia beli
yang rasa sakura dan green tea. Gue bingung kan, jadi gue tanya mbak penjaga
tokonya,
“Ano, sumimasen,
nani… favorito?”
Maksudnya mau
tanya mana yang paling favorit gitu haha. Si mbake cuma angkat alis aja, nggak
ngerti.
“Uh, de besto!”
Baru paham doi
wkwk. Ditunjukkin dango original yang pake saus kayak kecap gitu. Gue beli yang
itu dan yang rasa sakura.
Kelar beli, gue
diketawain Fia,
“Apa-apaan lu
favorito? Nggak sekalian Despacito?”
Hahahahahahahahah
baru ngeh gueeee. Maksudnya mah kan merujuk pada kaidah linguistik bahasa
Jepang pada umumnya (yang gue tau wk) bahwa ujung suatu kata serapan pasti
huruf vokal, jarang ada yang ujungnya konsonan. Dan karena favoritEU itu Korea
banget, jadi gue pilih favoritO, which was a failed attempt haha.
the favoritO dango |
Abis dari sana,
kami makan, trus jalan-jalan di sepanjang jalan itu sekalian ke stasiun.
Niatnya gak lama-lama karena kejar waktu buat ke Daiso buat beli oleh-oleh. Tapi
niat hanyalah niat wkwk. Mampir ke toko souvenir kue-kue, di mana gue beli teh
hijau celup yang enak banget!!! Trus mampir ke toko Ghibli gitu. Setelah itu,
kami langsung ke stasiun. Pas di stasiun,
sedih sih karena itu malam terakhir kami di Jepang :”( terakhir kali ke Stasiun
Yokohama malem-malem abis jalan hiks.
Kami naik kereta
langsung menuju Stasiun Yokohama. Langsung lanjut ke Sotetsu Line buat ke
Stasiun Futamatagawa. Dari sana, kami ke pusat perbelanjaan yang nempel stasiun
dan langsung menuju Daiso. Gue kalap. Tapi
sekalap-kalapnya di Daiso mah gak bakal sampe 5000 yen hahah. Trus lanjut ke
Donki.
Nah, di sini
gongnya.
Karena uang yen
kami masih lumayan banyak, ya jadi gak mikir-mikir amat pas masukin mekap dan
skinker ke keranjang belanjaan wkhwkh. Eh saya terkejut pas di kasir ternyata
uang saya tinggal sisa seribuan yen. Pas itu baru inget belum beli makanan :”)
siyake.
Yauda, dengan
sisa seribu yen, gue dan Fia ke supermarket di bawah Donki. Tadinya mau beli
banyak KitKat macem-macem rasa, tapi uang berkata beli dua aja dan teh. Itu aja
gue ngutang ke Fia wkhwkh.
Kami pun keluar
dari supermarket dan tunggu dijemput Om Imam. Sambil nunggu, Fia ngitung uang receh
sisa hahaha. Sedih dan kaget sih waktu itu hahaha. Tadinya yang berasa sultan
pegang uang cebanan, langsung berubah jadi koin-koin rakyat pada umumnya hahahahaha.
Kesultanan runtuh dalam beberapa jam saja, bung! :”)
positif |
Mobil pun
datang, kami naik dan menenteng tas belanjaan isi keimpulsifan hidup wk. Pas
liat tas belanjaan kami segambreng itu, cuma diucapin good luck buat
packing-nya sama Om Imam wkwkwk kzl.
Sampe rumah,
makan malam TERAKHIR DI JEPANG T_T dan kami disuruh tidur cepat karena besok
harus bangun pagi dan kejar flight jam 11, jadi berangkat sekitar jam 7 dari
rumah.
Haha apa itu
tidur cepat? Gue dan Fia baru tidur jam setengah 3 karena packing dan ukur-ukur
timbangan serta bongkar-bongkar dan pindah-pindah muatan hahaha karena cuma
beli bagasi 25 kg buat berdua.
Hiks, tidur
terakhir pake futon dalam perjalanan ini. :”(
Comments
Post a Comment