#JapanTrip2018: Day 5 & 6 (Yokohama, Enoshima, Kamakura)

Day 5
Kami menghabiskan weekend ini berempat. Di hari Sabtu, kami berencana keliling-keliling Yokohama. Sebenernya cuma keliling daerah Minato Mirai aja sih. Wah, kalau dengar Minato Mirai, langsung teringat pemandangan ini, yang gue lihat di dorama We Married as a Job.

sumber: https://www.japan-guide.com/e/e3200.html

Mengawali perjalanan setelah Zuhur, kami berangkat ke Stasiun Futamatagawa diantar Ojii-san, bapaknya Tante Satoko. Setelah dari sana, kami gak langsung naik kereta, tapi masuk ke pusat perbelanjaan yang nempel sama stasiun. Kami diajak ke Can Do hahahaha. Liat-liat barang lucu di sana. Pas gue dan Fia lagi liat-liat barang lain, Tante Satoko nyamperin kami, ngasih tau kalo ada memo berbentuk sotong dan ramen. Haha? Aneh banget lol.


Setelah dari CanDo, kami ke Donki. Wew. Donki di sini gak sepadet yang di Shinjuku. Jadi bisa keliling dengan nyaman. Begitu dateng, langsung ke bagian kosmetik wkwk. Langsung nandain mau beli yang mana.

Abis dari sana, baru masuk ke stasiun. Kami ke Stasiun Yokohama. Dari sana, kami ke pusat perbelanjaan yang nempel dengan stasiun. Ke 3Coins (toko serba 300 yen *sebelum pajak), ke toko-toko manga dan merchandise anime gitu. Ini mah kedemenannya Fia haha.

Di suatu pojok toko buku, ada acara booksigning. Dibatasin cuma pake kain tipis doang, jadi bisa kelihatan dan kedengeran samar-samar haha. Tapi booksigning-nya di bagian komik-komik BL wkhwkhwkh. They didn’t mind, though.

Keluar dari sana, liat merchandise gitu, ada TV nayangin trailer anime. Gue tonton, cacad banget anjerrrrrr. Yakuza dihukum suruh operasi kelamin jadi perempuan dan jadi idol! Geblek! Ternyata Fia tau dan punya beberapa episode awal di laptopnya HAHAHAHA. Anime yang gak sengaja kami lihat itu pun menjadi salah satu tontonan kesukaan gue hahahahaha. Judulnya Backstreet Girls Gokudolls.

Lanjut keluar stasiun, kami ke Animate, yang isinya mangaaaaa dan merchhhhhh dalam tiga lantai. Kami berpencar karena Fia going wild di sana lol. Gue liat-liat komik Detective Conan di negara asalnya :”) sempet baca salah satu bonus komik (?) yang dibuka. Nggak ngerti hahaha kan buat ngerti isi cerita Conan harus banget baca ya kann. Lumayan lama di sana. Abis itu ke toko LUSH yang  wanginya mengundang banget kak. Alhamdulillah masih kuat iman buat menjaga dompet wk.

Dari sana, kami lanjut naik kereta JR (lupa nama jalurnya) ke Stasiun Sakuragicho. Dang, gue excited banget pas lihat namanya. Nama daerah itu disebut di lagu One More Time, One More Chance, soundtrack 5 Cm per Second!

cia cia ciaa

Keluar stasiun, lihat anjing-anjing penjaga orang tunanetra. Anjing-anjingnya uwu bangettttt, ada yang kayak Marutaro juga :3 w coba pegang kepalanya, kok kasar wkwk. W kira rambutnya bakal halus kayak kucing. Tante Satoko dan Om Imam kasih tau kalo itu mereka lagi galang dana karena buat ngelatih anjing-anjing itu gak murah. Pas gue googling lagi, ternyata umur anjing-anjing itu gak sepanjang anjing peliharaan pada umumnya karena mereka stress saat latihan :( huweee sedih. Gue dan Fia sempet lihat juga sih ada ibu-ibu tunanetra yang naik kereta sama anjing penjaganya. Anjingnya honto ni kawaeeeeee. Dan pinter banget bisa nuntun si ibunya ke pintu keluar. Keterharuan.

Kami lanjut jalan ke sebuah mall, Landmark Plaza. Di sana, cari kaiten zushi. Yuhuuu. Ketemu satu, gak tau namanya hahaha ngikut aja. Karena waktu itu udah jam 3, jadi sushi-nya gak dipajang sepanjang conveyor belt, cuma ada beberapa aja. Jadi kalau mau pesen, langsung pesen ke sushi chef-nya. Pilihan sushi di restoran itu kayaknya ikan mentah semua haha, gak kayak di Indonesia yang 60%-nya sushi matang atau setengah matang. Dan gak ada tuh topping macem di Genki Sushi, jadi mostly polosan aja. Paling ada topping wasabi HAHA. Gak deng, bukan topping itu mah.

Di kesempatan itu pula gue berkenalan dengan makanan khas Jepang yang disukai warga Jepang, namun hard to enjoy bagi gajin pada umumnya: natto. W kira bakal gak ada rasanya, atau rasa kedelai biasa. Akan tetapi, saudara-saudari, saya ambil sedikit dan masukkan ke mulut saja, rasanya mau muntah! Ekkkkkk. Tante Satoko juga bilang, dari segala makanan Jepang, cuma natto yang gak disukain Om Imam. Lalu Om Imam nambahin pake bahasa Indonesia, “Bau kaos kaki.” HAHAHAHA bener juga. Ya kira-kira baunya kayak kaos kaki basah dan bau gitu. Ew. Meskipun demikian, Fia dengan berani memakan sushi natto tersebut. Hiyaakkkssss dia terlihat berjuang banget buat abisinnya hahahaha.

gochishousama deshitaaa! ini om dan tanteku hehe

Kelar makan, kami keluar mall. Kami berpisah dengan Om Imam dan Tante Satoko di sana. Mereka ke arah stasiun, kami ke Red Brick House atau Aka Renga (I like how it sounds! Terdengar gahar lol). Kami jalan kaki ke sana, melewati Cosmo World dengan ferris wheel-nya yang ikonik. Dan juga melihat Cup Noodle Museum dari seberang jalan.

Aka Renga di waktu senja yang mendung cukup ramai. Udaranya dinginnnn karena angin dari laut bertiup kencang. Samui. Di kejauhan, terlihat kapal pesiar yang gedeeee banget segede hotel di darat. Semakin kami dekat, semakin besar. Ternyata di tengah-tengah Aka Renga, ada festival makanan macem Festival Jajanan Bango gitu lel. Ternyata itu Oktoberfest, festival ngebir ala-ala Jerman dan kuliner. Tapi masuknya bayar, jadi kami gak lihat-lihat lebih lama.

Aka Rrrrrrrenga!

the floating hotel

Cosmo Clock 21.
monmap, bisa dilihat itu masih jam 17:45 tapi berasa jam setengah delapan malam

Gue dan Fia jalan balik lagi ke Landmark Plaza. Kami ke toko Shonen Jump (bertebaran merch Gintama dkk.) dan toko DETECTIVE CONAN T_________T it was like HEAVEN for meeeeeeee. Baca Conan dari SD dan baru sekarang bisa ke tempat yang penuh dengan per-Conan-an T_T karena ada banyaaaak banget merch di sana, gue jadi bingung mau beli apa. Akhirnya gue beli map dan tumbler Kaito Kid buat Parete. Sebenernya mau jaket dan kaosnyaaa, tapi mahal :( sobat qismueen sanggup sih, tapi abis itu gak jajan haha.

Nah, di titik itu, gue dan Fia berpisah karena dia mau ke Shin-Okubo di Tokyo -_- sementara gue masih mau keliling-keliling Minato Mirai. Fia pegang Mifi yang selama ini kita share, dan janjian buat ketemu di Futamatagawa jam setengah 10. Wkwk agak was-was juga sih karena free wifi agak susah di Jepang. Kelar dari toko Conan milov, gue ke Pokemon Center buat cari titipannya Galih.

Abis dari sana, gue ke mall sebelahnya. Ke GU dan terchengang karena harganya harga ITC lol. Jadi GU itu anak perusahaannya Uniqlo. Yaa alternatifnya Uniqlo laah. Udah gua tandain kandidat barang yang mau gue beli. Abis itu gue ke Daiso di jam setengah 8. Pas itu gue baru inget kalo Daiso tutup jam 8! Jadi gue buru-buru ambil barang-barangnya. Gak pake mikir banyak sih kan cuma 108 yen doang wkwk. Beli banyak barang cuma abis 1000-an yen doang dong :”) pas turun mau ke GU lagi, dang, udah siap-siap mau tutup juga. Sebagian besar toko di mall itu tutup jam 8! Apa-apaan?! Sebagai warga yang main ke mall-mall Jakarta yang toko-tokonya tutup jam 10, gue merasa tersulut (?)

Yaudah, gue keluar dari mall. Tadinya mau duduk-duduk di lapangan terbuka depan Stasiun Sakuragicho, tapi dingin wk. Akhirnya gue muter-muter stasiun aja sambil jalan ke peron. Naik kereta ke Stasiun Yokohama yang cuma satu stasiun aja dari sana. Nah, Stasiun Yokohama masih rame nih pusat perbelanjaannya. Jadi gue muter-muter di sana. Ke 3Coins juga buat beli kotak penyimpanan. Eh ternyata di sana toko-tokonya tutup jam 9. Ye Malih -_-. Jadi gue turun lagi, beli wafel di deket LUSH, dan cari toko yang masih buka. Akhirnya ke toko skincare dan toko alat tulis yang gak lama gue ke sana langsung tutup :”( di san ague merasa tersiksa haha. Karena udah gak tau mau ke mana lagi, dan udah jam 9.15, gue ke peron Sotetsu Line. Di sambil jalan, gue meresapi suasana stasiun itu karena that might be my lasts being there :”( oh iya, gue juga lihat sekelompok bule teriak-teriak di Stasiun Yokohama.  Dan mereka bawa gelas bir gede. Pasti abis dari Oktoberfest di Aka Renga  -_-

Di kereta ke Futamatagawa, gue nonton Black Mirror yang gak ada subtitlenya. Kampret, kenapa yang kedengeran di kuping gue bahasa Jepang?! Kayaknya kuping gue udah termarinasi bahasa sana :”)

Sampe Stasiun Futamatagawa jam 9.30 kurang. Belum ada Fia. Dia baru muncul jam 10 WKWK. Gue udah bosen banget. Kami naik bus pulang ke rumah. Dan sampe sana masih ditawarin makan malemmmm wuhuu.

Day 6
Hari ini tujuannya ke Enoshima dan Kamakura. Dan ditemenenin lagi sama Om Imam dan Tante Satoko. Ihirrr. Seperti biasa, mulai perjalanan abis Zuhur haha. Dianter ke Stasiun Futamatagawa, trus naik kereta ke arah sebaliknya dari yang kami naikin sebelum-sebelum ini, yakni ke arah Ebina. Di kereta, ngeliat anak-anak usia SD yang mirip Tappei dan Kenta haha. Transit di Ebina terus lanjut ke arah Enoshima.

Sampai Stasiun Katase-Enoshima, langsung disuguhkan pemandangan yang familiar, mirip dengan yang ada di drama A Girl and Three Sweetheart atawa Suki na Hito ga Iru Koro, yang settingnya di Enoshima! Tokoh utamanya diperankan Mirei Kiritani dan Yamaken! Hihiw. Ini trip drama pertama gueee haha akhirnya jadi bucin drama lol.


sumber: http://zonajepangkorea.blogspot.com/2017/04/sinopsis-sukina-hito-ga-iru-koto-girls.html

Keluar stasiun, kami ke pusat informasi. Di sana ambil brosur yang nunjukkin highlight dari Enoshima. Dan ada juga stempel segede telapak tangan. Pas lagi lihat-lihat brosur, Om Imam tiba-tiba manggil buat keluar. Aya nani? Ternyata ada pesumo! Whaaa gede banget! Hahaha. Abis itu foto sama mereka. Gue dan Fia jadi kecil banget di samping mereka.

wadidaw

Terus jalan lewat terowongan menuju… jembatan ke Pulau Enoshima! Itu setting pas episode terakhir drama itu hahaha. Gue dan Fia kyaa-kyaa-an aja haha. Oh iya, tumben juga di sana gak dingin karena cuacanya cerah. Jadi gue agak menyesal bawa jaket huhu.

Tujuan pertama kami adalah… makan! Karena perut udah pekko-pekko. Kami ke suatu restoran dan duduk di rooftop-nya yang menghadap ke pantai. Syahdu bener. Fia akhirnya bisa makan ikan shirasu yang udah dia incer dari Indonesia haha. Gue mah pilih yang aman aja, nasi tempura.

Fia & Om Imam: mentah-mentah club

aq dan Tante Satoko: goreng-goreng club

Kelar makan, kami jalan lagi mengikuti arus orang banyak. Jalan melewati gang utama yang membawa kami ke tangga-tangga menuju puncak gemilang cahaya Pulau Enoshima. Kami jalan terus, dan berhenti sebentar di kolam keberuntungan gitu. Gue pake koin 100 rupiah dan Fia pake koin 1 yen mencoba peruntungan kami haha. Tapi ternyata belum beruntung. Kami juga menemukan kucing pertama yang kami lihat selama di Jepang! Lucu bangetttt.

nekkoya!

Me and my skepticism upon forever love

same energy

Abis itu, kami lanjut jalan ke atas, dan akhirnya sampai di atas! Belum puncak sih karena puncaknya adalah Sea Candle, yang kalo mau masuk ke sana bayar dulu. Kami berhenti di satu balkon yang menghadap laut. Foto-foto, trus lanjut jalan turun.

on the top of Enoshima

Nah di tengah jalan, kami melewati karang yang – menurut petunjuk di sana – tadinya satu karang utuh, tapi karena terkikis air laut jadinya terbelah dua. Dan yang menurut gue menarik adalah, ada rumah yang dibangun bener-bener di ujung jurang karang itu, dan kayaknya udah gak dihuni lagi.

stand strong

Gak jauh dari sana, ada penjual es krim dengan banyak rasa, mulai dari rasa-rasa normal macem vanilla, cokelat, stroberi, sampai yang aneh macem edamame, ubur-ubur, shirasu, sakura, dan lain-lain. Gue pesen black vanilla, Fia pesen sakura. Black vanilla enak sih, rasa vanilla-nya beda kayak es krim vanilla yang pernah gue makan, tapi zonk-nya abis makan itu, bibir gue auto bibir mak lampir, item pisan hahaha.

ya kira-kira kayak gini menunya. aslinya jauh lebih banyak.
sumber: http://alexandjoeinjapan.blogspot.com/2014/04/enoshima-and-weird-ice-cream.html

Kami jalan terus ke bawah, lewat jalan yang berbeda dengan jalan naik. Kami lewatin jurang yang langsung menghadap laut. Jalan terus, ternyata tembus-tembus di bibir gang yang rame banyak orang jualan (deskripsi apa ini).

Di satu toko, ada yang memajang satu adegan di drama itu hahahaaha. Ternyata itu toko mochi. Tante Satoko beli mochi buat kami semua. Kami jalan terus sampe keluar gang dan sampe di jembatan ikonik yang menyambungkan Pulau Enoshima dan pulau utama. Sebenernya gue masih pengen ke gua yang nembus-nembus ke pantai di sisi sebaliknya, tapi karena udah sore dan masih ada yang harus dikunjungi, kami gak ke sana. Hiks, gue berjalan melewati jembatan itu dengan perasaan galau. Semoga bisa ke Enoshima lagi ya.

see you when I see you, Enoshima :")

Kami berjalan ke Stasiun Enoshima, beda stasiun dengan yang sebelumnya kami kunjungi. Di stasiun ini, kami naik kereta khas sana, Enoden. Again, kereta ini yang dinaikin si tokoh utama pas baru dateng di Enoshima xixi. Uniknya, kereta di jalur Enoshima – Kamakura ini semi-trem, jadi treknya di jalan raya, berdampingan dengan sepeda, mobil, dan pejalan kaki yang lewat di jalan itu haha.


sumber: https://www.enoden.co.jp/en/train/

Kami naik di kereta paling belakang dan berdiri di pinggir jendela. Unik banget sih haha. Pengalaman naik trem pertama gue. Abis lewatin trek trem dan melihat kereta berdampingan dengan bapak-bapak yang lagi naik sepeda, Enoden tiba-tiba masuk ke sela-sela antara rumah warga. Monmaap, ini jarak antara kereta dan rumah warga lebih rapet daripada kereta yang melewati perumahan kumuh di pinggir rel Jakarta. Dan jalurnya berliku-liku hahaha. Saat gue masih terkesima dengan itu, pemandangannya berganti dengan pinggir pantai! Whoah, cantik banget! Dan pas banget waktu itu udah sore, matahari menjelang terbenam. Jalur kereta tercantik yang pernah gue naikin! Lumayan panjang tuh rel di sepanjang pantai. Sebenernya gak pinggir pantai banget sih, dipisahin satu jalan raya dua arah. Tapi tetep aja cantek! Abis itu jalur keretanya jadi normal, seperti jalur kereta pada umumnya. Tapi jangan sedih, masih ada hal unik lainnya!

kira-kira seperti ini. di sebelah kanan stasiun, sebelah kiri jalanan dan pantai

Stasiun di jalur itu stasiun kecil. Di beberapa stasiun bahkan cuma punya peron doang, gak ada loketnya. Jadi ujung stasiun itu cuma ada mesin tap kartu kayak yang ada di Transjakarta ceper. Udah itu aja, gak ada swinging door gate. Gile, bener-bener percaya banget sama warganya. Tapi gak tau ada loketnya sama sekali atau ada tapi di ujung satunya.

terminus di Stasiun Kamakura

Akhirnya kami sampai di Stasiun Kamakura. I had little idea on it sih, cuma tau ada patung Buddha gede doang haha, tapi Fia udah browsing dan mau cari dango yang reviewnya bagus. Gue ngikut aja.

Kami ke Komachi Street, dan banyak toko di kanan-kirinya. Di sana, kami berpisah dengan Om Imam dan Tante Satoko karena mereka mau pulang duluan. Baiklaaa. Jadi, gue dan Fia cari toko kue dango itu. Ternyata gak terlalu susah nemuinnya. Fia beli yang rasa sakura dan green tea. Gue bingung kan, jadi gue tanya mbak penjaga tokonya,

“Ano, sumimasen, nani… favorito?”
Maksudnya mau tanya mana yang paling favorit gitu haha. Si mbake cuma angkat alis aja, nggak ngerti.
“Uh, de besto!”
Baru paham doi wkwk. Ditunjukkin dango original yang pake saus kayak kecap gitu. Gue beli yang itu dan yang rasa sakura.
Kelar beli, gue diketawain Fia,
“Apa-apaan lu favorito? Nggak sekalian Despacito?”

Hahahahahahahahah baru ngeh gueeee. Maksudnya mah kan merujuk pada kaidah linguistik bahasa Jepang pada umumnya (yang gue tau wk) bahwa ujung suatu kata serapan pasti huruf vokal, jarang ada yang ujungnya konsonan. Dan karena favoritEU itu Korea banget, jadi gue pilih favoritO, which was a failed attempt haha.

the favoritO dango

Abis dari sana, kami makan, trus jalan-jalan di sepanjang jalan itu sekalian ke stasiun. Niatnya gak lama-lama karena kejar waktu buat ke Daiso buat beli oleh-oleh. Tapi niat hanyalah niat wkwk. Mampir ke toko souvenir kue-kue, di mana gue beli teh hijau celup yang enak banget!!! Trus mampir ke toko Ghibli gitu. Setelah itu, kami langsung ke stasiun. Pas di stasiun, sedih sih karena itu malam terakhir kami di Jepang :”( terakhir kali ke Stasiun Yokohama malem-malem abis jalan hiks.

Kami naik kereta langsung menuju Stasiun Yokohama. Langsung lanjut ke Sotetsu Line buat ke Stasiun Futamatagawa. Dari sana, kami ke pusat perbelanjaan yang nempel stasiun dan langsung menuju Daiso. Gue kalap. Tapi sekalap-kalapnya di Daiso mah gak bakal sampe 5000 yen hahah. Trus lanjut ke Donki.

Nah, di sini gongnya.
Karena uang yen kami masih lumayan banyak, ya jadi gak mikir-mikir amat pas masukin mekap dan skinker ke keranjang belanjaan wkhwkh. Eh saya terkejut pas di kasir ternyata uang saya tinggal sisa seribuan yen. Pas itu baru inget belum beli makanan :”) siyake.

Yauda, dengan sisa seribu yen, gue dan Fia ke supermarket di bawah Donki. Tadinya mau beli banyak KitKat macem-macem rasa, tapi uang berkata beli dua aja dan teh. Itu aja gue ngutang ke Fia wkhwkh.

Kami pun keluar dari supermarket dan tunggu dijemput Om Imam. Sambil nunggu, Fia ngitung uang receh sisa hahaha. Sedih dan kaget sih waktu itu hahaha. Tadinya yang berasa sultan pegang uang cebanan, langsung berubah jadi koin-koin rakyat pada umumnya hahahahaha. Kesultanan runtuh dalam beberapa jam saja, bung! :”)

positif

Mobil pun datang, kami naik dan menenteng tas belanjaan isi keimpulsifan hidup wk. Pas liat tas belanjaan kami segambreng itu, cuma diucapin good luck buat packing-nya sama Om Imam wkwkwk kzl.

Sampe rumah, makan malam TERAKHIR DI JEPANG T_T dan kami disuruh tidur cepat karena besok harus bangun pagi dan kejar flight jam 11, jadi berangkat sekitar jam 7 dari rumah.

Haha apa itu tidur cepat? Gue dan Fia baru tidur jam setengah 3 karena packing dan ukur-ukur timbangan serta bongkar-bongkar dan pindah-pindah muatan hahaha karena cuma beli bagasi 25 kg buat berdua.

Hiks, tidur terakhir pake futon dalam perjalanan ini. :”(

Comments

Popular Posts