CPNS Kementrian Keuangan 2017
Halo! Gue baru
saja menjalani sesuatu yang tidak pernah gue bayangkan akan gue jalani
sebelumnya. Yak, gue ikut berpartisipasi di CPNS 2017 hahaha. Awalnya sih iseng
aja *pake voice changer ala-ala
Reportase*, tapi keadaan sangat mendukung, jadi diseriusin deh.
Awal tau ada
pembukaan CPNS ini awal bulan September. Waktu itu masih kerja di Glints dan
gagasan untuk resign belum terlalu menggema, jadi berita pembukaan CPNS cuma
gue oh-in aja. Menjelang tanggal 20-an, udah mau resign akhir September, baru
deh gue kepoin lembaga apa aja yang buka
lowongan di CPNS. Sebuah fakta yang mengejutkan, ternyata permintaan akan
lulusan Sastra dan Bahasa Inggris cukup banyak juga. Kebanyakan untuk posisi
Analis Kerja Sama. Hampir setiap lembaga yang butuh Analis Kerja Sama, requirement-nya lulusan Sastra dan
Bahasa Inggris. Posisi lain untuk lulusan Sastra Inggris ada penerjemah dan
editor. Waktu gue kepo-kepo itu udah seminggu sebelum deadline pendaftaran. Ada
beberapa lembaga yang mewajibkan upload ijazah dan transkrip yang sudah
dilegalisasi serta keterangan akreditasi program studi dan perguruan tinggi.
Sedangkan, lo tau, kalau untuk urus legalisasi bisa seminggu lebih. Jadi, salah
satu pertimbangan gue untuk memilih lembaga adalah yang persyaratannya gak
menyertakan dokumen tersebut haha. Ketemulah dengan PDF berisi posisi yang
dibutuhkan Kementrian Keuangan. Ada untuk lulusan S1 Sastra Inggris, sebagai
Penyunting Buku Percetakan di BPPK. Ada juga posisi Pengelola Terjemahan dan
Kerja Sama untuk lulusan D3 Bahasa Inggris dan Mandarin. Sebagai info lagi,
untuk posisi Penyunting Buku Percetakan, hanya dibutuhkan dua orang. Sedangkan
untuk posisi Pengelola Terjemahan dan Kerja Sama dibutuhkan *tarik napas* 119
orang. Gilegilegile.
Kalau lihat peluangnya, peluang gue bakal lebih gede di posisi Pengelola
Penerjemahan dan Kerja Sama karena jumlahnya lebih banyak dan gue over-qualified. Ya kan? Lalu gue
konsultasi ke teman-teman yang sekarang sedang bekerja di berbagai kementrian,
meminta pendapat mereka. Semuanya bilang gue cuma bisa daftar posisi yang
sesuai dengan kualifikasi gue, yakni untuk S1. Kalau gue daftar untuk posisi
D3, gue bisa aja gak lolos seleksi administrasi karena gak sesuai dengan
kualifikasi. Hmm. Galau men. Setelah menimbang sana-sini, akhirnya gue memantapkan
pilihan untuk daftar posisi Penyunting Buku Percetakan itu di dua hari sebelum
penutupan pendaftaran.
Pendaftarannya gampang banget. Tinggal ke sscn.bkn.go.id, lalu daftar
dengan NIK yang ada di KTP dan NIK di KK. Kemudian pilih lembaga yang mau dipilih.
Kalau lembaga tersebut punya sistem rekrutmen sendiri, akan dialihkan ke situs
rekrutmen lembaga tersebut, seperti Kemenkeu. Lalu gue ke
rekrutmen.kemenkeu.go.id, daftar, dan pilih posisi yang mau di-apply. Berkas
yang butuh diunggah cuma scan ijazah dan transkrip asli. Setelah daftar, dapat
Bukti Pendaftaran Online (BPO).
Pendaftaran tersebut sekalian seleksi berkas. Beberapa hari kemudian,
pengumuman seleksi berkas dirilis. Alhamdulillah gue lolos seleksi berkas.
Langkah selanjutnya adalah verifikasi berkas. Dan di saat-saat pengumuman itu,
dirillis juga jumlah pendaftar Kemenkeu yang ternyata, adalah yang paling
banyak dari semua lembaga yang buka lowongan di CPNS 2017! Dang. Siyok akutu.
Tapi gak heran juga sih karena jumlah posisi yang dibutuhkan Kemenkeu paling
banyak juga, yakni sekitar 2000-an posisi. Sedangkan lembaga lain kebanyakan
hanya puluhan. Yang ratusan pun gak terlalu banyak.
Oke balik lagi ke verifikasi berkas. Gue dapet jadwal buat verifikasi
berkas hari Jumat, 13 Oktober 2017 di STAN sesi pertama. Dang. Dan untuk hari
Jumat, mulai dan selesai lebih cepat. Sesi 1 hari Jumat mulai jam 07.30 sampai
jam 09.30. Dan STAN kan gak deket, di Bintaro ☹ ingin mengeluh (udah deng haha), tapi demi masa
depan yang lebih baik, jabanin aja haha. Mumpung banyak waktu luang juga. Dokumen
yang diverifikasi cuma ijazah dan transkrip asli. Akhirnya gue jabaninlah naik
kereta pagi ke Tanah Abang yang menguras tenaga dan kesabaran (secara gue udah
lama banget gak berangkat naik kereta di peak hour dan sejauh itu haha) membawa
transkrip asli yang ukurannya lebar banget itu haha. Transit di Tanah Abang,
naik kereta ke arah Serpong. Alhamdulillah keretanya kosong, jadi bisa chill dulu bentar huhu. Turun di Stasiun
Pondok Ranji (awalnya gue ngeluh, Pondok Ranji di mana pulak, ternyata gue udah
pernah ke sana waktu mau ke rumah Nisjom haha), lalu lanjut naik ojol bentar.
Jalan sedikit ke Student Center, tempat verifikasi berkas. Gue sampe sana
sekitar jam 08.30, dan udah rame banget. Dress
code untuk seleksi adalah bawahan gelap dan kemeja putih, dan lo harus tau,
di sana ada penyewaan kemeja putih hahaha. Bisa aja. Gue masuk ke Student
Center, yang ternyata adalah indoor stadion, dan duduk di barisan 29, nomor
meja verifikasi gue. Nunggu sekitar setengah jam, dipanggil buat nunggu di
bangku bawah, nunggu lagi sekitar 10 menit, lalu gue pun berhadapan dengan ibu
verifikator gue yang manis (?) Si ibu verifikator baik kali, sambil periksa,
dia ajak ngobrol. Gue diminta untuk tanda tangan daftar hadir, cek data di TPU
(Tanda Peserta Ujian) udah bener atau belum, lalu pasang foto dan tanda tangan
di TPU. Udah gitu aja. Jadi nanti TPU wajib dibawa saat ujian SKD (Seleksi
Kompetensi Dasar).
Pulangnya, gue langsung galau. Galauin kapan mulai belajar buat SKD
karena materinya banyak banget, sedangkan tesnya kurang dari dua minggu lagi.
Waktu itu masih pegang freelance
terjemahan dan belum selesai. Akhirnya hari itu gue kelarin dan besoknya gue
submit ke klien haha. Senin pekan depannya, baru kepo-kepo materi apa aja yang
benar-benar dipelajari, dan banyak bosku karena tesnya sendiri terdiri dari
tiga bagian:
·
TWK (Tes Wawasan Kebangsaan)
Ini
adalah bagian yang paling ditakutin peserta tes. Materinya secara garis besar
adalah Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang mencakup sistem tata negara Indonesia, sejarah perjuangan
bangsa, peranan Indonesia di tingkat regional dan global, serta kemampuan
berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
·
TIU (Tes Intelejensi Umum)
Kalau ini mirip dengan TPA SBMPTN.
Ada logika verbal (sinonim, antonim, analogi), logika numerikal (aljabar,
perbandingan, pecahan, akar, persamaan dan pertidaksamaan, matematika social,
dll), serta deret dan soal cerita tentang urutan sesuatu.
(Teorinya) tes untuk mengetahui
karakteristik peserta.
Untuk setiap soal yang dijawab benar, mendapat 5 poin.
Sedangkan jawaban salah dan kosong diberi poin 0. Passing grade yang harus dilampaui adalah 75 untuk TWK (15/30 soal
benar), 80 untuk TIU (16/35 soal benar), dan 143 untuk TKP (jawaban yang
dianggap ‘paling bijak’ mendapat poin 5 dan poin menurun sesuai tingkat
‘kebijaksanaan’ yang dipilih). Makanya di antara tiga tes ini, TKP yang paling
mudah karena hanya tinggal memilih pernyataan yang paling ‘benar’ hahaha.
Nah, untuk TWK dan TIU, benar-benar momok untuk gue yang
ketika SMP-SMA PPKN, Sejarah, dan Matematikanya B aja. Makanya gue benar-benar
fokus untuk belajar tata negara, sejarah, dan aritmatika dengan sepenuh hati.
Awalnya gue cuma baca-baca review soal aja di Telegram. Baca soal di Telegram
aja, “WHAT THE HECK IS THIS, GUE UDAH LUPA SEMUA!!!” semakin menyadarkan gue
buat belajar bener-bener untuk ini. Dan di saat itu gue bersyukur punya waktu
banyak buat persiapin SKD ini.
Minggu depannya, gue mengajak teman-teman seperjuangan yang
waktu luangnya banyak juga buat belajar bareng di Sekre. Belajar bareng mereka
bener-bener ampuh sih buat gue. Bisa sharing
materi, aplikasi try out, dan bisa saling tanya tentang materi yang belum
dikuasain atau sekadar tiba-tiba nanyain pasal sekian isinya apa haha.
Karena gue tipe pembelajar yang kalau menghadapi tes yang
belum pernah dihadapi sebelumnya harus perkuat materinya dulu, maka gue bikin
ringkasan materi berlembar-lembar. Karena ketika menulis, gue mengondisikan
diri untuk tahu apa yang gue tulis dan membuat otak gue terpapar lebih lama
dengan materi tersebut, serta sebagai ‘perkenalan’ kepada otak gue agar lebih
siap saat menghapal dan memahami. Kalau gue inget-inget materi Teori
Pengajaran, ini sih termasuk rote
learning, belajar cuma dengan menghapal bukan dipahamin benar-benar
maknanya. Ya habis gimana, waktunya udah mepet banget ☹
ringkasan belajar yang gue bikin dengan usaha terbanyak adalah ringkasan UUD
1945. Gue ringkas 37+4 pasal UUD 1945 dalam beberapa jam. Tapi itu AMPUH BANGET
untuk membuat gue hapal UUD 1945 secara garis besar. Selain UUD 1945, gue juga
bikin ringkasan mengenai timeline
detik-detik proklamasi, perjanjian antara Indonesia-Belanda-Jepang, Bhinneka
Tunggal Ika, Pancasila dan segala kedudukan dan nilainya, serta otonomi daerah.
Selain itu, berdasarkan soal yang sering muncul di try out, gue juga belajar tentang ASEAN dan PBB serta beberapa
organisasi regional yang diikuti Indonesia.
Beberapa hari setelah verifikasi berkas, muncul pengumuman
jadwal tes. Gue dapat tes di Maria Convention Hall, Pulogadung, hari Selasa, 23
Oktober 2017 jam 16.00 sampai 17.30. alhamdulillah gue dapat jadwal yang agak
belakang, jadi waktu persiapan lebih banyak.
Lembar-Lembar Ringkasan Vania :") |
Yauda seminggu sebelum tes bener-bener sering ke Sekre buat
belajar bareng. Kadang belajar mandiri juga di rumah. Nah, dari field report peserta yang udah ujian di
jadwal awal, dapat laporan kalau soal TWK-nya dewa, ditanyain sejarah kerajaan
dan perjanjian jaman kerajaan. Anjer. Dan soal TIU banyak paragraph panjang.
Hmm yasudahlah gue tambah lagi belajarnya dengan baca buku sejarah adek gue
yang masih kelas 11 haha. Lumayan banget. Gue juga memperbanyak latihan TIU
walau hasilnya lebih sering menyedihkan daripada lumayan haha :”).
Hari H Tes
Gue berangkat dari rumah jam setengah satu. Di kereta
sempetin review materi. Turun di Stasiun Manggarai, lanjut Transjakarta ke
Halte Pemuda. Dari sana naik Uber sebentar ke Maria Convention Hall, sampe jam
tiga. Wuuuh, tempatnya rame banget sama orang-orang berputih-hitam, peserta SKD
hari itu. Gue masuk lewat Gedung Grand Mangaradja, gedung sebelah MCH. Jadi di
hari itu, ada lebih dari satu kementrian yang tes. Ketika gue lewat Grand
Mangaradja, banyak yang kerumunan di depan papan mading. Di sana banyak yang
bawa print-out dari pendaftaran di
SSCN, padahal yang gue bawa TPU. Seketika langsung mini heart attack. Ternyata itu untuk KLHK, bukan Kemenkeu. Seketika
lega. Tempat untuk Kemenkeu di MCH, jadi harus jalan ke arah kanan. Di sana ada
tenda dengan barisan bangku yang diduduki oleh peserta SKD sesi 4 dan 5. Gue shalat
ashar dulu di mushala samping ruang tunggu. Setelah shalat, gue duduk di salah
satu bangku yang saat itu berisi peserta yang menunggu untuk sesi 5. Sambil menunggu,
salah satu panitia menjadi MC, memberitahu langkah yang akan kami lalui setelah
dari ruang tunggu, yaitu menandatangani daftar hadir, verifikasi data lalu
dapat cap di tangan, mendapatkan empat digit nomor untuk pin saat tes, dan
menunggu lagi. Di ruang tunggu kedua, ada banyak AC, jadi gak sepanas di ruang
tunggu tenda haha. Ada juga banyak TV yang menayangkan video cara mengerjakan
ujian step-by-step. Tempat tunggu
kedua itu parkiran di basement, jadi agak gelap. Karena bikin pusing dan gak
ada pergerakan yang berarti, gue ke toilet. Mau masuk toilet aja ngantri
banget, bosku. Abis dari toilet, gue balik lagi ke tempat tunggu dan cari
bangku lagi karena bangku gue udah didudukin heu. Ketika gue duduk, ada yang
bilang, “Lah ketemu elu.” Ternyata itu Fitri, CIC KSE UI haha. Alhamdulillah gak
cengo-cengo amat nungguin. Fitri dari Ilmu Ekonomi. Dia bareng sama temennya
anak Manajemen (lupa nanya namanya hahaha asal ngobrol-ngobrol aja). Gak lama
duduk di sana, langsung dipanggil dan disuruh baris dua baris. Gue kira bakal
pindah ruang tunggu lagi, ternyata langsung masuk ke ruang ujian cuyyyy.
Ruang ujiannya luas banget, bisa menampung ratusan laptop dan
kursi untuk ujian. Gue, Fitri, dan temennya Fitri duduk berurutan haha. Di setiap
meja, ada laptop, mouse, kertas (dibagikan selembar per orang di pintu masuk),
dan pensil. Setelah semuanya duduk, ada seorang MC yang membuka ujian dan
memandu untuk mulai mengerjakan ujian. Setelah siap lahir batin, gue langsung
klik tombol Mulai Ujian.
Soalnya? Hmm mantap jiwa raga.
TWK yang gue hapalin, cuma keluar sedikit. Kebanyakan lebih
ke penerapan dan pemahaman mengenai peraturan perundang-undangan dan Pancasila
di kehidupan sehari-hari. Dan soal bahasa Indonesianya banyak paragraph panjang,
diminta untuk cari ringkasan, gagasan utama, dan detail dari bacaan. TIU lebih
menantang daripada latihan yang bias ague kerjain di rumah ha ha. Sempat nembak
juga beberapa nomor karena bener-bener gak taua harus diapain dan jawabannya
gak ketemu-temu. Soal urutan kalau gak salah ada tiga, satu bener-bener gak
tau, jadi nembak. Alhamdulillah logika verbal, satu-satunya aspek yang gue
jagoin, bisa dikerjain. TKP nih yang agak tricky,
banyak pilihan yang mirip-mirip dan kayaknya bener. Gue kelar ngerjain 100
nomor dalam 86 menit, yakni satu setengah jam kurang 4 menit haha. Di empat
menit itu nembak-nembakin nomor yang belum dijawab dan cek ulang jawaban TWK
dan TIU yang verbal. Sempat ganti satu jawaban juga haha. Detik makin mundur
hingga ke angka 1 lalu layar loading, seketika memuat skor tes yang baru
dikerjakan. Dan inilah skor gue:
TWK: 100
TIU: 105
TKP: 163
Total: 368
Haaaaaaaaakh legaaaa. Yah walaupun gak sampe 380-an, impian
(bukan target haha) gue, tapi lega dan gak ada penyesalan karena gue udah
memberikan dan melakukan yang terbaik. Jadi, target utama gue untuk hari itu
adalah gak ada penyesalan saat selesai tes.
Sebagai informasi tambahan, jumlah pendaftar untuk posisi gue
ada *be ready* 884 orang, dan yang lolos SKD ini adalah tiga kali jumlah
formasi, yakni 6 orang dengan skor SKD teratas dari berbagai tempat tes se-Indonesia.
Dan barusan gue lihat kalo posisi gue ini menempati ketetatan PERTAMA! Bahkan lebih
ketat daripada Analis Sistem Informasi dan Penilai Properti yang masing-masing
jumlah peminatnya 10000-an dan 6000-an. Lemes gak sih lo? Hahahaha. Ya sudahlah,
gue bener-bener pasrah dengan apapun hasilnya nanti. Btw, hari ini adalah hari
pengumuman SKD, menurut jadwal. Tapi sampai sekarang (16.50 WIB) belum ada
pengumuman.
Apapun hasilnya, gue pasrahkan kepada Allah SWT :”)
Oh iya, sebagai info lagi, yang lolos SKD akan lanjut ke
tahap selanjutnya, psikotest online. Lalu disaring lagi hingga menjadi dua kali
jumlah formasi untuk ke seleksi akhir, tes kebugaran dan wawancara, yang akan
menyaring jumlah tersebut menjadi jumlah final yang diterima. Jalan masih
panjang untuk para pejuang CPNS Kemenkeu. Jangan pesimis dan jangan sombong
juga jadi peserta CPNS ha ha ha.
Comments
Post a Comment