Bici First Road Trip

Yeaaay finally bisa road trip bareng BC setelah bertahun-tahun bersahabat hahaha. Road trip ini dilatarbelakangi pernikahan Babeh di Bandung. Kami pun berencana ke sana naik mobilnya Riffal. Untuk waktu keberangkatan masih belum fixed sampe H-1, antara mau berangkat pagi banget di hari H atau berangkat malam sebelumnya. Akhirnya setelah perundingan ala-ala, kami pun berangkat H-1 malamnya dan menginap di HOTEL wkwk. Penginapan pun baru dipesan beberapa jam sebelum menginap.

Kami janjian di McD Pemda Cibinong jam 8 malam. Namun gue aja baru berangkat dari rumah, yang deket banget sama McD, jam setengah 9 hahaha. Setelah shalat isya di sana, kami berangkat jam setengah 10. Kami berenam, dengan mobil sedan. Manteblah di depan Riffal dan Timun, di belakang gue, Tira, Lula, Gita. Duduknya diselang-seling, satu nyender satu maju. Namun tak apa, asalkan bersama bici aku bahagia :3 wk.

Baru berapa meter jalan, belum meninggalkan Cibinong sama sekali, mobil udah lecet HAHAHA. Gegara McD penuh banget waktu itu, kalau ikut antrian drive thru bakal lama. Jadilah Riffal masuk ke jalur kosong di sebelahnya yang ternyata sempit.

Setelah keluar dari McD, kami mengarah ke Tol Sentul. Biasanya nih ya, kalau road trip rame-rame gitu, orang yang duduk di depan jadi navigator, DJ, dan personal assistant buat si driver. Namun kali ini navigator berpindah ke gue dan Tira yang duduk di belakang. Wkwk. Dan ternyata, road trip tidak menghalangi PUL untuk tetap bekerja wkwk. Walalupun space kerja sempit, Lula tetap keluarin laptop dan kerja :” pindah-pindah posisi dari duduk lurus sampe miring-miring. Totalitas yang dibayar!!! WKWK.

Lihat di Google Maps, ETA untuk perjalanan malam itu adalah sekitar jam 2, hmm baiklah. Itu lebih baik daripada kalau berangkat siang, yang merah trafficnya banyak banget :”. Perjalanan kami benar-benar dibantu Google Maps. TanpaGMaps, kami hanyalah Dora :”

Lalu salah satu kesalahan fatal yang kami lakukan adalah menaruh dompet di bagasi :” dan gak ada yang bawa uang banyak, jadi kalau bayar tol harus siap-siap dulu, patungan dari remah-remah uang di kantong celana.

Perjalanan di tol ramai lancar, cuma macet aja sebelum Pasteur karena ada kecelakaan. Di dalam mobil, awal-awalnya masih melek semua. Masih tawa-tawa, masih ngobrol-ngobrol. Lalu makin malam makin banyak yang nge-fly hahaha. Dan waku itu ada sanksi kalau yang tidur harus bayar sepuluh ribu per menit. Wk cnd.

Akhirnya kami melewati Pasteur karena kami keluar di Buah Batu, lebih dekat ke penginapan. Saat itu, Riffal the one and only driver udah  teler banget. Wkwk. Ngeri jugs. Kami sampai di HOTEL sekitar jam 2 pagi. Untung Aa penjaga penginapan masih pada melek. Setelah isi buku tamu, ambil kunci, bersih-bersih singkat, kami langsung teparrrr.

Paginya, gue terbangun jam setengah 6 karena denger Tira udah bangun. Langsung siap-siap mandi dan nyetrika baju wkwk. Numpang nyetrika baju di kamar Riffal karena cuma bisa di sana. Pas ke sana, dia belum bangun dan masih beler banget. Bahkan gak nyadar kalau tempat tidurnya digeser -_-. Jam 7 kami sudah rapi dan wangi dan cans dan gans. Kami pun check out. Di sana cuma beberapa jam doang, numpang merem dan mandi :”)

Kami langsung cus ke tempat nikahan Babeh di daerah Cicaheum. Dan kami datang di waktu yang tepat, Babeh baru datang dan baru mau diarak ke tempat akad. Gue dan bebici wanita lainnya bantu bawain seserahan. Di sana juga udah ada beberapa anak Sekre yang jadi panitia yang udah datang duluan. Acara akadnya dilangsungkan dengan bahasa Sunda, jadi cuma paham isinya 10% -_-. Btw gemes banget liat Babeh akhirnya nikah :”) akhirnya one step closer menuju menjadi Babeh yang seutuhnya wk. Babeh tegang banget pas akad hahaha. Pas ijab kabul alhamdulillah lancar walau harus diulang sekali wkwk. Ketika kelar ijab kabul yang kedua, alhamdulillah saaaah. Pengantin perempuan pun disandingkan dengan Babeh. Sama anak-anak yang lain dicie-ciein wkwkwk. Baru kali ini gue dateng akad yang pengantennya dicie-ciein hahahahaha. Pas pasang cincin, Babeh dan istrinya juga tremor wkwk. Gemes pisan ihhhh.

Selamat menempuh hidup baru, Beh! Anw, Babeh's been with us bebici since we're still in high school :"D

Selamat nge-oreo untuk Babeh dan istri :)

Habis akad yang unyu-unyu itu, kami......... MAKAN! Dari pagi baru diisi air dan biskuit doang. Gue makan dan ngobrol-ngobrol sama bocah-bocah Rupin enam angkatan yang dateng naik bus pagi itu. Lalu foto di pelaminan ampe tumpe-tumpe. Ketemu dedek Tsaqilla dan Zia juga. Gmz!

Babeh dan keluarga KSE

Kami balik dari tempatnya Babeh sekitar jam 11. Ketika mau naik mobil, tiba-tiba Riffal dan Timun ngide mau ketemu Adam, anak Rupin Batch 2 dulu. Adam pun setuju dan ngajakin ketemuan di Masjid PUSDAI. Dengan kekuatan Gmaps, kami pun sampai Masjid PUSDAI dengan selamat. Sampai sana, Tira langsung kehilangan kesadaran setelah bersentuhan dengan karpet masjid hahahaha. Doi langsung tepar blek. Gue dan yang lain ganti baju dan bersih-bersih. Setelah itu duduk-duduk nunggu azan zuhur. Azan zuhur berkumandang, kami pun shalat zuhur (kecuali gue -_-). Abis shalat, kami ketemu Adam di luar. Aduduh calon pahmud cetar ulala.

Di siang yang sangat terik itu, kami mau explore Bandung. Lalu Riffal dapat info dari salah satu ceweknya (wk)  kalau Soenaryo Art Space sabi banget buat dikunjungin. Setelah mengeset tujuan di Gmaps, kami meluncur ke daerah Dago Pakar Timur, tempat Soenaryo Art Space.

Di tengah jalan, tepatnya di bawah flyover Pasupati (kalo gak salah), Riffal salah belok. Harusnya lurus, dia malah agak sedikit melipir ke arah puteran. Beberapa meter kemudian, kami diberhetikan polisi :”) kena tilang deh heu. Ada-ada aja dah kejadiannya.

Mobil merah yang malang

Kami lanjut ke Soenaryo Art Space. Ternyata itu galeri seni dengan kafe. Kami ke galerinya, mostly banyak yang gak dimengerti oleh orang-orang awam seperti kami :') tapi tempatnya asik banget. Adem, sunyi, tentram, artsy. Asik banget buat ditinggalin (?). Kami ke ruang pameran di sebelah ruang utama. Ada pameran lukisan karya pelukis di satu kampung yang udah di-train Pak Soenaryo. Di sana, ada seorang mahasiswa Seni Rupa Telkom yang jadi penjaga art exhibition itu. Dia menjelaskan perbedaan lukisan-lukisan tersebut sebelum dan sesudah di-train Pak Soenaryo. Lula tanya ke dia apa ada tempat makan yang asik di sekitar sana yang enak buat foto-foto. Dan dia merekomendasikan Armor Coffee yang di atas, karena katanya ada Armor Coffee atas dan bawah. Oke, noted! Lanjut dari ruangan itu, kami nemu tangga. Foto ala-ala di sana wk.

Mencoba ala-ala

Habis itu kami lanjut jalan kaki ke Armor. Kata Tira cuma empat menit jalan kaki. Okelah kami bertujuh jalan kaki ke sebuah  jalan kecil di sebelah Soenaryo Art Space. Setelah melewati satu turunan sambil nyanyi lagu Tatap Mata yang Tajam, kami melihat sebuah tempat makan di sebelah kanan dengan plang Armor kecil di sebuah pohon. Karena tujuan kami buat foto-foto (-_-) kami lanjut jalan dan melewati sebuah tanjakan untuk ke Armor atas. Kami kira ada di atas sana, ternyata gak ada apa-apa selain rumah warga -_- ywd kami turun lagi ke bawah dan ke Armor yang ada di bawah.

Karena capek abis jalan kaki, kami pesan minuman ber-es. Gue pesen caffe latte. Lumayan caffe lattenya. Di sana kami ngobrol-ngobrol cans, menggali ilmu-ilmu pernikahan dari Master Adam. Di sana adem dan tenteram banget. Bebici pada mau punya rumah di sana hahaha aamiin...

Setelah  Ashar, kami cabs dari Armor dan berpamitan dengan Adam. Tadinya mau ke PVJ buat makan malem murah a.k.a. KFC wkwk. Tapi setelah ngobrol lagi, mending makan di KFC rest area aja sekalian jalan.  Jadi habis dari Armor, kami menuju ke Kartika Sari Pasir Kaliki atas request Gita. Di tengah jalan menuju ke Kartika Sari, tepatnya di Jalan Ganeca, tiba-tiba Lula berseru, “IH KE SANA YUK!” Sambil menunjuk sebuah tempat makan bernama 180.
“Itu lagi hits banget,” lanjutnya.
“Iya ih gue juga liat di insta story temen gue.” Riffal menimpali.
Ketika mobil sudah mau belok kiri di jalan depan Masjid Salman, Riffal memutar balik. Wkwk impulsif banget! :”D

Dan kami beneran ke 180. Namun waiting list, delapan lagi -___- Riffal malah ke dalam, nemuin temen-temennya yang ada di instastory-nya haha. Gue dan yang lain nunggu di luar. Karena bosan, gue jalan-jalan mau cari cilor di depan ITB, tapi gak ada T_T. Gak berapa lama gue ngider sendiri, di-WA kalo udah dapet tempat, yang tak lain adalah tempat temen-temennya Riffal wk.

Waiting list

Sebenernya gak heran sih tempatnya hits gidu di sosmed. 180 terdiri dari dua lantai dan juga dua setting, indoor dan di pool. Pool, yes you read it right. Kami makan di tengah kolam, dengan bangku dan meja yang sedikit tenggelam. Di sekeliling kolam, ada tembok dengan tanaman sulur dan beberapa pohon di pinggirnya. Dan pool tersebut tanpa atap. Jadi nyess banget, apalagi kami datang pas udah mau magrib. Gue gak lama-lama nyelupin kaki ke kolam, cuma beberapa menit aja wk.

Zeru khannn

Lihat di Zomato sih bagus-bagus reviewnya. Gue memesan Chicken Basil Baked Rice dan ice tea. Mayan sih makanannya, kenyang banget dan ada heavenly mozzarellanya haha. Silakan buka Zomato yha buat lihat menu dan reviewnya :”) cuma satu hal sih yang sebenernya bisa di-improve. Meja dan kursi di poolnya kalo bisa jangan bolong-bolong. Karena ngeri HP atau gadget lain jatuh ke pool lewat celah-celah itu heuu.

Kami di sana lumayan lama. Makan dan foto-foto. Ketika udah pada kedinginan dan minta pulang, ternyata mobilnya sedang dipinjam teman-teman bicinya Riffal wk. Ywd di sana agak lebih lama lagi. Setelah mobilnya balik, kami pun menuju tujuan sebenarnya, Kartika Sari :”) sebenernya deket, tapi nyari puteran mobilnya jauh. Dan itu beberapa menit sebelum tutup, jadi Gita harap-harap cemas wk. Alhamdulillah keburu. Gita jadi bisa beli bolu buat adeknya.

Luvs

Seru khannn kakinya diangkat semua kedinginan wkwk

Abis dari sana, kami ke Pasteur untuk benar-benar pulang :”) cuma 24 jam bersama bebici, tapi rasanya kok lamaaaa banget main sama mereka. Kata Gita, karena kita lebih banyak melek daripada tidurnya wk. Bener juga sih.

Perjalanan dari Pasteur sampa Tol Cikampek cukup lancar. Macet baru berasa sebelum Karawang. Lumayan deh satu jam-an di sana. Dan di macet-macet itu, kami mengalami near-death experience T_T mobil depan tiba-tiba ngerem mendadak. Alhamdulillah masih selamat. Abis itu langsung melek semua dan deg-degan semua heuuuu.

Kami keluar di Karawang Barat buat ngedrop Tira yang ngekos dan kerja di sana. Sampai di sana, numpang pipis dan gue numpang buka softlens karena udah gak enak banget. Riffal seenak dewe langsung tiduran di kasurnya Tira wkwk. Gak lama di sana, kami langsung lanjut pulang.

Perjalanan dari Karawang masih macet, cuma gak selama yang sebelumnya. Bekasi pun yang di Gmaps merah, ternyata tidak. Dan dari Bekasi itu, Riffal kebelet pipis. Dan tau di mana dia akhirnya bisa pipis? Rest area Cibubur -_- lagian nyetirnya lurus banget gak ngeliat kanan-kiri wkwk. Pas di Cibubur, Lula Gita udah pada teler berat. Udah jam 1-an wk. Yeah lalu kami lanjuuut keluar di pintu tol Citeureup dan menuju McD Pemda.

Sekitar jam 2 kurang, FINALLY, kami sampai di McD Pemda! Gita dan Lula naik Uber ke rumah, gue nunggu dijemput bapake, Timun ke rumah Riffal buat ambil motor. Alhamdulillah jam 2 gue sampe rumah dan langsung tidur karena beberapa jam lagi harus ngantor * kry *.

YEAY akhirnyaaaa bebici jalan-jalan jauh. Thanks bicc. Karena yang kayak beginian bakal susah ke depannya, mengingat Gita akan pergi jauh huhu. Road trip ini bakalan jadi salah satu momen yang paling memorable bersama kalian. Semoga bakal ada lagi ya. Mungkin nambah supir baru? ;)