The Unknown Navy Green Guy
Yeah gue menepati janji di post selanjutnya, yaitu menceritakan tentang TUNGG. Oke, *tarik napas panjang* *inhale gapake exhale* dia crush gue. Ex-crush tepatnya mwahahahah. But, he doesn’t like the other crushes I’ve ever had. Apa yang membuat dia berbeda dari crush-crush lainnya? Idungnya panjang? Kakinya lebar? Perutnya tirus? Atau apa?
.
.
.
.
.
Gue. Gak. Tau. Namanya. Atau sekolahnya. Atau kelasnya. Apalagi yang lain.
Kok bisa?
Yak gue ketemu dia di kereta balik Bojong yang jam 5, kereta yang membuat gue jadi pertamax hunter selama kurang lebih 7 bulan :’) kangen sama kereta itu, sekarang udah gak ada. Oke lanjut. Nah di kereta itu gue ketemu dia. Pertamanya biasa aja kayak ngeliat penumpang yang lain, tapi kami kaum penglaju (commuter) mempunyai sebuah kebiasaan, yaitu naik kereta yang sama, gerbong yang sama, bahkan pintu yang sama sampai duduk di tempat yang sama dan berinteraksi dengan orang-orang yang sama (dikutip dari film CSI: NY). Begitulah, hampir setiap Senin – Jumat selama kira-kira 25 menit gue bertemu dia.
Gue akan mendeskripsikan dia dulu. Dia gue panggil TUNGG. Aneh? Koplak kayak suara orang mentung ya? –‘ yah tapi TUNGG adalah kepanjangan dari “The Unknown Navy Green Guy” karena gue gak tau dia dan dia sering pake jaket kayak gini
Beberapa waktu kemudian, gue tau (dari komik Detektif Conan) kalo gak ada warna Navy Green, adanya Navy Blue. Dan warna jaket itu adalah Olive Green. Yah masa ganti jadi TUOGG? Gak enak -,-. Tapi gue tetep panggil dia TUNGG :3. Berikut adalah tampilan fisiknya:
Dia anak SMA, cowok, napak di gerbong (info maha penting), lebih tinggi dari gue, badannya berisi (gak kurus -_-), lumayan putih, dengan beberapa bekas jerawat di wajahnya. Matanya kecil. Dia suka ngunyah permen karet. Dia pake jaket hijau itu, tas ransel Kipling hitam kebiruan atau biru kehitaman –‘, celana panjang SMA, dan sepatu kets.
Bagi gue dan kata Pak Badrun (?), posisi menentukan prestasi, entah prestasi apa --,. Info berikut mungkin menurut lo gak penting banget. Tapi bagi kaum commuter ini penting bangettt... Gue naik di gerbong 5 pintu ke-3, terus duduk dintara pintu ke-3 atau ke-4. Dia naik di gerbong 5 pintu ke-3 atau ke-4 dan berdiri deket pintu. Karena dia kayak penjaga pintu *eh, kami sering berpapasan di pintu pas mau turun. Ketika gue di depan pintu bersama dia, kaca jendela pintu kereta merefleksikan bayangan kami. Gue suka membandingkan tinggi gue dan dia >w< hahaha. Itu unyu moment kami. Gue sejidatnya dia kalo pake sepatu biru yang solnya tebal, dan sekupingnya kalo pake flatshoes (dulu gue demen banget pake flatshoes). Oia latar waktu cerita ini akhir tahun 2010 sampe awal tahun 2011, kelas 11 semester 3 – 4. Saking pengen-banget-bangetnya gue papasan sama dia pas turun, gue pernah duduk bener-bener di tengah-tengah antara pintu ke-3 dan ke-4 HANYA DEMI, BIAR BISA fleksibel bisa keluar dari pintu ke-3 atau ke-4, yang ada dianya pokoknya. Hah gila banget. Agak kelamaan gue baru sadar perbuatan itu apabanget dan menghentikannya -_-.
Sampai di awal tahun 2011, tepatnya 18 Januari 2011. hujan deras mengguyur Bojong Gede dan sekitarnya sejak gue selesai mandi. Mendingan tidur kan ya –‘ tapi itu tidak menghalangi semangat gue dan adek gue (dia juga sekolah di Jakarta, bareng berangkatnya) buat sekolah. Kami bersama Mama menembus hujan dengan jas hujan. Begitu keretanya datang, kami langsung naik dan mengambil tempat duduk masing-masing (dia juga ada tempat duduk pewean-nya). Gue pake sendal waktu itu, sepatunya ditaro di tas biar tetep kering. Hehe. Dan gue gak salah kostum, yang lain juga pake sendal (Y). Gerbong 5 itu gak sepenuh biasanya, agak kosong malah. Setelah duduk, gue mengeluarkan catatan sejarah, masih inget, tentang merkantilisme. Gue membacanya, berusaha menghapal.
Kereta sampai di Stasiun Citayam. Gue celingak-celinguk dengan anggun (?). Dia naik. Dia naik dengan rambutnya yang basah dan agak berantakan. In fact, my heart beat faster when I saw him. Hahahahaha norak? Lebay? Tapi beneraaaannnnnnnnn >_________<. Jadi gak konsentrasi ngapal kan hahahaha. Gue ngetweet, “u’r so xtrmlysx” yang artinya yahhh you are so extremely sexy. Hahahahahahaha.
20 menit kemudian kereta udah sampe Stasiun UP. Gue menutup buku catatan sejarah dan melihat ke jendela, masih hujan. Dan GAK SENGAJA liat ke dia. Kereta kosong, deket dia gak ada siapa-siapa, biasanya banyak orang. Gue bangkit dari duduk, berjalan menuju dia. Dingin menelusup di kaki dan badan, terutama tangan. Semakin dekat, dan gue melihat dia menggulung celananya sampai ke lutut, memakai sendal juga, dan dari dekat rambutnya pengen gue acak-acak. Tangan gue dingin. Ada 3 penyebabnya:
1. hujan
2. AC
3. dia
HA HA. Sampai di Stasiun Lenteng Agung gue turun, meninggalkan ‘kenikmatan’ itu ha ha ha. Pagi itu gue #mabokpagi, senyam-senyum sendiri hahahaha.
Sorenya, gue pulang agak telat, jam 4-an baru naik kereta. Dan kereta yang gue naikin adalah kereta balik Depok, yang artinya dia cuma sampe Depok Lama dan balik lagi ke Tanah Abang. Gue kan agak males naik kereta itu soalnya nyambung lagi buat sampe Bojong Gede dan jalan lagi buat ke peron Bogor. Yah tapi udah telanjur naik. Gue jalan ke gerbong depan, jalan terus. Ehhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ada dia .______. Kali ini dia udah gak pake sendal dan celana digulung, udah normal, pake sepatu dan celana panjang. Gue jalan terus melewati dia satu gerbong. Sampai di satu titik, gue berdiri dekat tiang pegangan, menyenderkan kepala gue di tiang itu, dan gak bisa menahan bibir gue untuk membentuk lengkungan kebahagiaan, senyum. Dan gigit-gigit bibir. Kalo gak ada orang, rasanya gue mau guling-guling aja hahaha.
Kereta sampai di Stasiun Depok Lama. Gue turun dengan senyum tertahan dan tangan dimasukkan ke kantung jaket. Langit sore itu cerah, angin hangat bertiup lembut. Hahhhhhhhhh~~~. Sampai di pintu keluar, agak penuh. Jadi jalannya diperlambat. Tanpa gue sadari, dia berjalan DI SEBELAH GUE. Men. Gue salting. Gue jalan lebih cepet aja dan keluar duluan. GYAAAAAAAAAAAAAA~~~~~~~~~~~~~~ XDDDDDDDDD salting parah separah parahnya paraaahhhhhhhh. Duh. Hahahaha. Gue ngetweet, “Dari pagi sampe sore gak ada yang bikin gue kesel, bahkan hujan pun bikin gue seneng ;D”
That is my unyuest day, unyuest moment with him.
Hari-hari selanjutnya dijalani seperti biasa. Gue naik eko AC balik Bojong, dapet duduk syukur, gak dapet gapapa, nyampe Citayam celingukan, kalo ngeliat seneng, sampe Lenteng turun, beruntung kalo papasan sama dia, ukur-ukuran tinggi, turun.
Tepat sebulan berikutnya, 18 Februari 2011, gue sedang membaca komik Detektif Conan terbaru sambil berdiri, gak dapet duduk. Kereta agak kosong. Gue berdiri agak deket pintu, depan orang yang duduk barisan pertama *oke ini ribet* gue baca terus. Sampe Citayam, dia naik di pintu deket gue. Gue lanjut baca Conan. Dia pasang tampang datar sambil ngunyah permen karet dan memandang lurus ke jendela kayak biasa -_-. Kami hanya dibatasi seorang TNI berbadan tegap. Sampe di Stasiun Depok Baru, keadaan di sekitarnya udah agak kosong. Dia membuka tasnya, mengeluarkan sebuah buku dan membacanya. Sialnya gue gak baca apa judulnya, kayaknya sih buku komputer-komputer gitu. KAYAKNYA yaa... jadi kami membaca buku bareng hahahaha unyu banget. Itu juga unyuest moment.
Sebenernya banyak unyu moment lainnya, tapi banyak yang gak terdokumentasikan :( dan tanggal 18 bulan berikutnya, 18 Maret, gue gak masuk karena UN :’O. Dan setelah UN selesai, kelas 10 dan 11-nya masuk, kelas 12 libur. Nah, pas itu gue galau tapi agak gimana gitu. Kalo dia masuk berarti dia kelas 10 atau 11. kalo dia gak masuk berarti dia kelas 12. bener-bener deh perjalanan Bojong Gede – Citayam tergalau gue -_________- ternyata dia... dia... dia masuk
Tapi setelah libur itu, gatau kenapa jadi agak berbeda, gak seunyu dulu lagi. Sampai pada suatu saat dia gak naik dari pintu ke-3 atau ke-4 lagi. Pas gue naik dari pintu ke-2 dan duduk diantara pintu ke-2 dan ke-1, gue melihat sosok kayak dia, tapi dengan rambut berbeda. Mungkin potong rambut, tapi mungkin juga bukan dia, soalnya gue gak gitu jelas ngeliatnya. Gue tetap setia naik di tempat biasa, sampai harga KLS eko AC naik dan gue gak naik eko ac, sekarang Commuter Line, lagi. Sementara dia entah dimana... Gue gak tau dia dimana atau gimana sekarang... Sampai sekarang, kelas 12, kalo gue ketinggalan kereta eko biasa, mau gak mau gue naik comline, dan gue terus naik di gerbong 5 pintu 3. Gue tetap menanti sesosok anak SMA berjaket navy green di pinggir pintu...
Pernah nggak lo ngobrol sesuatu sama dia?
Nggak. Kalo gue pernah ngobrol sama dia, gue bakal tau siapa dia, paling nggak namanya aja. Lah ini, nama aja gak tau, gimana mau stalking *eh. Hahahaha. Stalking adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan saat lo suka sama orang. Iya gak? Jangan menyangkalnya :p
Apakah ada usaha lo buat tau sesuatu tentang dia?
Ada. Banget malah kalo menurut gue. Pada suatu hari gue pulang dari Stasiun Pasar Minggu, eh keretanya gak ada, adanya yang ke Manggarai dulu, dan itu adalah kereta jam 4-an yang ke Depok itu. Dengan bersemangat gue mengajak barengan gue, seorang Mbake, buat naik itu. Tapi dia maunya di gerbong wanita. Yaudahlah. Sepanjang jalan Pasar Minggu – Manggarai gue liatin di tiap stasiun ada dia apa nggak, sampe baliknya Manggarai – Depok Lama, tapi emang gak ada dia :( mungkin dia naik yang depannya atau belakangnya. Trus gue juga pernah naik kereta yang pagi itu, gak turun di Lenteng Agung, tapi turun di Pasar Minggu. Cuma buat tau dia gak turun di Tanjung Barat atau Pasar Minggu. Kesimpulannya adalah, pas pagi dia turun di stasiun antara Pasar Minggu Baru sampai Manggarai.
Dan gue ngeliat motif batik sekolahnya. Gak semuanya, soalnya ketutupan sweaternya. Dasarnya putih, dengan motif batik berwarna hijau-biru. Dengan celana putih. Lo harus tau, pas mau ke Dufan, naik mobil, macet, gue buka-buka peta Jakarta, jari gue menyusuri jalur kereta dari Pasar Minggu sampai Manggarai, mencari SMA terdekat dari jalur tersebut. Lalu gue searching seragam batik SMA-SMA tersebut, dan mencari yang mirip dengan seragam batiknya TUNGG. Sampai pada suatu kesimpulan yang entah diragukan banget kebenarannya, cuma menurut feeling aja, dia anak SMA 37 di Tebet.
Gak berusaha buat ngobrol? Kenapa?
Nggak. Gak punya keberanian segede itu ._______. Pernah suatu hari gue naik kereta jam 4 yang ke Depok itu. Dia duduk. Gue duduk di dekatnya tapi beda barisan tapi masih satu gerbong. Intinya deketan -____-. Trus dompet KLS gue jatuh. Eh ada bapak-bapak yang nemuin itu. Pas bapak-bapaknya manggil, dia juga ikut nengok ke arah gue :3. gue mengeluarkan suara, dia nggak. Entah udah berapa kosong skor dia atas gue -_________-. Coba dia yang nemuin dompet KLS gue. Disana kan ada Kartu Pelajar gue, jadi dia bisa kontak gue gitu -..- minimal ngomong dikiiiiiiittt aja juga gapapa. Huffft~
Jadi itulah yang membuat dia berbeda dengan crushes yang lainnya. Dia membuat gue penasaran banget banget banget sama dia sampe nyari dia sekolah dimana dengan searching dan mengira-ngira. Padahal ada loh satu cara buat tau segalanya tentang dia, ngomong langsung. Tapi ya ituuuuuuuuuuuuuu...... gue gak berani mulai *tempel-tempelin ujung jari telunjuk*
Yah, intinya, gue masih berharap buat bisa ketemu dia lagi. Kalo bisa dalam satu institusi yang sama kayak universitas, fakultas, jurusan, kelas yang sama gitu *tempelin ujung telunjuk lagi* (;; • . •;;;)
oh iya, tiap cewek kalo suka sama orang pasti ada soundtracknya *ea. Dan soundtrack buat TUNGG adalah Knock-Knock – Lenka. Entahlah, saat itu gue suka banget sama lagu itu dan...... lo. Ini liriknya:
a second
a minute
an hour
a day goes by
I’m hopin'
Just to be by your side
I’m turnin' the handle
You won’t opened
Don’t make me wait
Cuz right now
I need your smile
Knock, knock
When life is locked me out
I turned to you
So open the door
Cause you’re all I need right now, it’s true
Nothin' works like you…
A warm bath
A good laugh
An old song
that you know by heart
I've tried it but they all leave me cold
So now I here waiting
To see you, my remedy
for all that's been hurtin' me
(liriknya gak ngopas lohhh, cuma liat dikit aja hehe -_-)
Untuk TUNGG, kalo lo baca ini, gue gak tau apa reaksi lo –‘ tapi gue cuma mau bilang, hey, ini gue anak cewek SMA berjilbab yang sering deket-deket lo (--‘) pas naik kereta balik Bojong yang pagi banget itu. Nama gue Vania, lo siapa? Gue sekolah di SMA 38, sekarang kelas 12 IPS, lo? Sejak harga KLS naik, gue udah gak naik kereta AC, lo naik kereta apa? Turun dimana? Bareng yuk. Twitter gue @vaniayutami, lo? Ah.. gue pengen nanya banyak sama lo, pengen ngobrol, pengen tau lo lebih banyak...
Tau kenapa gue ngepost hari ini? Kau pasti tau lah ;)
“Aku bahkan belum tahu namanya,
Tapi ia mencuri hatiku.”
(Plankton – Spongebob Squarepants: Enemy in Law)
18 Januari 2012 ← rencana mau ngepostnya –‘
Ya begitulah. Maaf ya telat banget abisnya mager parah mwuahaha. Gue nulis ini udah sebelum 18 Januari 2012. Biasanya sih orang kalo setaunan, baik jadian atau putus atau peristiwa unyu lainnya, bakal galau parah. Tapi gak tau kenapa gue nggak. No galau at all ;). Gue udah mengikhlaskan dia. Tepatnya nyerah. Udah gak berusaha buat nyari dia lagi. Kalo ketemu alhamdulillah, kalo nggak juga gapapa. Dia telah menggoreskan warnanya dalam-dalam dalam sejarah hati ini #eaaaa. Kalo kita jodoh, nanti juga ketemu lagi *kedip-kedip unyu*. Kalo nggak, yaudah mungkin cuma 25 menit selama beberapa bulan itu aja... Sejauh ini, dia crush terunik gue, karena gue gatau nama orang yang telah membuat gue mengawang-awang hahahaha.
Pesan terakhir: TUNGG, semoga lo ganteng terus. Beli Oriflame #abaikan.
Comments
Post a Comment