TOLAK KENAIKAN TARIF KRL!!


27 Juni 2011
Yap. Rencananya mulai 2 Juli nanti diberlakukan pola operasi single operation. Maksudnya apa gue juga gak ngerti. Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan sistem ini adalah:
  1. Gak ada lagi kereta ekspres, ekspres menjadi kelas ekonomi AC, trus nama ekspes yang dijadikan eko AC dan eko AC beneran diganti menjadi KRL Commuter Line. Fungsinya menghapus kereta ekspres katanya sih, untuk menghindari penumpukan penumpang.
  2. Harga tiket KRL Commuter Line naik dari Rp 5.500,00 menjadi Rp 9.000,00 untuk Jakarta-Bogor jauh dekat.
Pembeberan rencana tersebut menimbulkan pro dan kontra. Tadinya sistem itu mau diberlakukan Maret lalu (kalo gak salah), tapi gak jadi karena kurang sosialisasi. Lalu diumumkan lagi akan dilaksanakan pada 2 Juli 2011. Uji coba dilaksanakan pada 18-19 Juni 2011. Jadi dampak pemberlakuan sistem itu adalah jumlah kereta ekonomi lebih sedikit dibandingkan kereta Commuter Line.
Gue berkesempatan buat nyobain uji coba tersebut pada 18 Juni 2011. Katanya kan, jarak waktu kedatangan antar kereta cuma 15 menit. Namun faktanya gue nunggu kereta eko AC (yah itu si Comel – Commuter Line) kira-kira setengah jam. Gue di UP mau ke arah Jakarta. Kalo 15 menit paling nggak keretanya udah di stasiun Depok gitu, lah ini masih di Bojong Gede, belakangnya di Cilebut. Trus katanya ada kereta ekonomi, udah di stasiun Depok. Dan jeng jeng jeng jeng, cukup penuh. Padahal biasanya di akhir pekan (hari itu hari Sabtu), kereta ekonomi gak sepenuh itu. Tapi kenapa terjadi demikian? Karena penumpang gak mau bayar mahal Rp 9.000,00 buat naik kereta dengan jarak yang gak jauh-jauh banget, misal Depok-Pasar Minggu.
Okee itu salah satu dampak negatif dari pemberlakuan sistem ini.
Lalu datanglah kereta Comel. Agak penuh, soalnya jaraknya dengan kereta Comel sebelumnya jauuuhhh... gue gak naik soalnya yang selanjutnya udah di UI. Gak lama kemudian dateng kereta Comel selanjutnya. Kosong parah. Gue langsung dapet duduk.
Terus pas gue pulang ke arah Bogor, kereta Comel yang gue naikin, di gerbong wanita, penuh. Berarti ada jarak waktu yang cukup lama antara Comel yang sebelumnya dengan Comel yang gue naikin. Ini berarti bahwa janji “kereta datang15 menit sekali” gak terlalu ditepatin.
Malemnya, gue liat di entah website apa, lupa, penumpang di stasiun Kota pada anarkis, ngancurin kereta Comel. Kenapa? Karena mereka mau naik kereta ekonomi, tapi yang dateng Comel legi, Comel lagi... lalu pas gue baca di koran, perbandingan kereta ekonomi sama Comel itu 1 : 7. Pantesan -________-
Setelah tanggal 19 Juni, diberlakukan jadwal yang biasa. Nah, disana gue ngeliat bahwa masih banyak orang yang bergantung dengan perjalanan kereta ekonomi dan ekspres. Untuk kereta ekspres, biasanya yang make pegawai-pegawai yang ingin menuju kantornya dalam waktu cepat. Sementara pengguna kereta ekonomi ya rakyat biasa yang ada urusan entah kemana, pedagang, pengamen, pengemis. Dan khusus untuk Bogor-Bojong Gede di pagi hari, kereta ekonomi juga berfungsi sebagai pengantar mereka – pedagang sayuran, tanaman, kursi, lemari – untuk mencari nafkah. Makanya gue pikir, tega banget kalo ekonomi didikitin, malah ada yang bilang ekonomi bakal dihapus, mereka itu pada nyari nafkah gimana coba...
Gue iseng main ke trit KRL Mania di kaskus, banyak juga yang gak setuju dengan kenaikan tarif KRL. Malah ada yang ngepost menghitung hari-hari terakhir pengabdian kereta ekspres...” astaga dalem banget.... trus ada yang bilang juga, petinggi PT. KAI sana ada yang bilang kalo harga Rp 9.000,00 itu gak seberapa. Buktinya bus Bogor-Kp. Rambutan aja Rp 11.000,00. Konyol banget itu sumpah. Ya beda lah bapaaaaaaakkk, duh pengen dilindes kereta dah itu orang. Kalo bus kan paling banyak ngangkut orang ga sampe 500 orang kan? Bus juga pake bensin, mahal. Nah kalo kereta, sekali angkut 500 lebih, udah gitu dia kan pake listrik. Gue dan adek gue kan pake KLS (Kartu Langganan Sekolah) ekonomi AC yang saat ini harganya Rp 65.000,00 buat sebulan, jadi kalo berdua Rp 130.000,00. Lalu gue baca kalo harga KLS Comel nanti jadi Rp 200.000,00 :matabelo. GILAAAAAAAKKKK!!! Sumpah itu gila banget! kasian bapak gue ngeluarin 400ribu buat kereta doang *sigh.
Beberapa hari lalu, Hot Thread di kaskus ada yang berjudul “Tarif KRL Commuter Line Diturunkan”, langsung lah gue buka. Beneran ternyata. Harganya jadi Rp 7.000,00. Hiks terharu :’) tapi... semoga aja harga KLS gak gila-gilaan banget! Kalo gue itung-itung sih sekitar 150ribuan, tapi semoga bisa lebih rendah dari itu. Amin....
Kalo menurut gue, menghilangkan ekspres itu bukan solusi buat menghilangkan penumpukan penumpang. Malah numpuk penumpang ekonomi dan menghilangkan penumpang kereta jarak dekat karena mereka beralih ke kendaraan pribadi atau umum, jadinya jalanan tambah macet.  
Solusinya, kalo menurut gue:
di jam-jam orang kantoran berangkat, ekspres tetap disediakan. Trus di pagi buta sekitar jam 4.30-5.00 tetap disediakan kereta ekonomi buat pedagang. Nah dijam-jam sepi sekitar jam 9 keatas, baru deh isinya Comel semua. Trus ekspres yang dihapus tuh ekspres yang penumpangnya dikit aja, kayak ekspres Tanah Abang jam setengah 5-an dari Depok Lama. Siapa juga yang mau ke Tanah Abang sore-sore? Kalau ada pun paling cuma sedikit. Daripada gak produktif gitu mendingan dipake buat melayani penumpang yang menuju Bogor yang numpuk banget jam segitu karena itu udah jam orang pulang kantor. Ini berdasarkan pengalaman pribadi gue.
Yak demikiannlah unek-unek gue tentang kereta Jabotabek yang gakjelas ini. Jales viva jayamahe! #salah –‘

Comments

Popular Posts